Jumat, 26 Agustus 2011

For U

Ada yang berbeda sejak satu minggu lalu. Kami saling terbuka satu sama lain tentang apa yang kami rasakan. Senangnyaaa...
Hanya meminta kepadaNya jika memang ini yang terbaik agar dilancarkan semua jalannya.
Ingin belajar mencintainya karenaNya.
Cinta yang sederhana dengan rasa sayang, ketulusan, kepercayaan, pengertian, perhatian, kesetiaan, dan segala warna dalam rasa ini untukmu dan semoga selalu karenaNya. ^_^

Senin, 15 Agustus 2011

Galau

Bingung...saya sedang bertanya-tanya kepada diri ini, apa yang sebenarnya sedang saya rasakan? beberapa hari ini tidak bisa tidur sebelum jam 12 malam. Saya baru bisa tidur setelah jam 1 atau jam 2 malam. Padahal jam setengah 4 atau paling lambat jam 4 sudah harus bangun. Kadang semua itu membuat saya bangun lebih siang, jam 9 atau 10 pagi. Huaaa...hal yang benar-benar tidak saya sukai. Selain itu saya jadi lupa beberapa agenda. Sejak beberapa hari lalu saya sudah konfirmasi hadir acara buka puasa bersama koperasi mahasiswa FIB hari Senin. Entah mengapa, saya mengiyakan untuk hadir buka puasa bersama dengan teman-teman pejuang skripsi semester 8 di jurusan saya di waktu yang sama. Saya baru menyadari itu malam hari sebelum hari H. Hari ini, saya baru ingat kalau saya harus mengirim pesan ke semua sukarelawan dan anak asuh AF untuk agenda besok sore dan menanyakan kepada anak asuh tentang libur atau tidaknya mereka terkait agenda training hari Sabtu. Seharusnya kedua hal itu saya lakukan kemarin. Entah mengapa saya sama sekali lupa hal itu. Baru ingat sore tadi. Piuh...saya merasa bersalah sempat lupa hal ini. Bagaimana saya bisa lupa dengan beberapa hal yang harus saya lakukan itu. Terlalu lelahkah??? tapi sepertinya tidak. Terlalu banyak yang saya pikirkan kah??? tidak juga. Hmm...mungkin memang ada masanya seperti ini dan sekarang saya sedang mengalami itu. Semoga segera berakhir. Semoga besok pagi semua ini sudah selesai. Saya akan coba menuliskan setiap janji yang telah saya buat. Saya akan memaksakan diri ini untuk tidur lebih awal dan bangun lebih awal. SAYA PASTI BISA!!! PASTI BISA!!! SEMANGAT RISKA!!! Semua akan segera berlalu.

Minggu, 14 Agustus 2011

Cinta, Benci, dan Sayang

Entah untuk keberapa kalinya...lagi-lagi saya post tulisan tentang komentar saya terhadap kejadian di sekitar saya. Ingin rasanya post tulisan ilmiah di blog, tapi belum sempat juga. Hehe...
Kali ini saya ingin bercerita tentang cinta, benci, dan sayang. Hmmm...ya seputar ketiga kata itu. Pertama tentang cinta. Sekitar setahun lalu, saya mendapati senyum kebahagiaan terukir di wajah teman saya. Setiap hari entah berapa puluh pesan singkat diterimanya. Pesan yang berasal dari satu nomor kontak. Seseorang yang mewarnai hari-harinya dengan sebuah rasa yang disebut cinta. Hari, minggu, dan bulan pun berlalu. Sepertinya setiap hari yang dilalui begitu indah. Saling memberikan perhatian, semangat, nasehat, dan banyak hal. Bahkan merencanakan masa depan bersama. Wah...senang melihatnya. Saya hanya berharap apa yang sedang mereka alami dan rasakan akan selalu terjaga. "Kapan ya saya bisa seperti itu?", peertanyaan yang kadang terlintas di benak saya. hahaha...
Beberapa bulan lalu, teman saya itu tiba-tiba bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Masalah yang sedang melanda hubungan dia dengan kekasihnya. Hubungan meraka yang sudah tidak bisa dilanjutkan lagi tanpa alasan yang jelas. Selang beberapa hari setelah dia bercerita kepada saya, hubungan mereka benar-benar berakhir. Dia mengirim pesan singkat kepada saya mengabarkan tentang hal itu. Tidak banyak yang bisa saya lakukan. Menasehati pun, itu bukan hal yang bisa dengan baik saya lakukan. Karena saya sendiri belum pernah mengalami hal itu. Saya hanya bisa berkata, "mungkin itu yang terbaik untuk mereka dan pasti ada yang lebh baik yang sudah disiapkan olehNya". Airmata pun tak hentinya mengalir dari mata indah teman saya itu. Kekasihnya sudah begitu larut masuk ke dalam kehidupannya dan mengisi hari-harinya. Hingga setelah hubungan mereka berakhir, hari yang dilalui teman saya itu terasa sepi sekali. Sedih melihatnya. Hal ini yang saya khawatirkan sejak mereka menjalin hubungan. Saya khawatir melihat teman saya begitu tenggelam dalam perasaanya. Berkali-kali dan tidak bosan saya mengingatkan. Dia pun menyadari hal itu. Tapi jawaban yang saya dapatkan pun tetap sama. Menurutnya dan saya juga agak membenarkan, orang yang sedang jatuh cinta itu kadang lupa akan rasa sakit yang nanti akan terjadi. Mereka terlalu terlena dengan rasa yang sedang mereka rasakan. Yayaya...begitukah teman-teman???
Sekitar 2 hari lalu, teman saya kembali mengirim sms kepada saya. Sms galau (begitulah istilah yang sedang marak digunakan akhir-akhir ini) dikirimkannya kepada saya. Dia bertanya kepada saya, apakah sebaiknya dia membenci mantan kekasihnya itu. Karena dia rasa mereka seolah-olah saling menyakiti. Bingung dan serba salah saya menjawabnya. Saya belum pernah mengalami hal seperti itu dan saya rasa solusi yang akan saya berikan masih dalam tataran teori. Piuh...saya hanya berkata, apakah dengan membenci akan membuat lebih baik? bukan kah ada cara yang lebih baik dari membenci. Dia hanya perlu mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Ikhlas memang tidak mudah dilakukan tapi bukan berarti tidak bisa. Hoho...benar-benr teoritis sepertinya. Tapi saya rasa itu merupakan langkah terbaik. Kami pun saling mengirim pesan singkat dan saya berusaha meyakinkannya agar dapat melewati semua ini dengan baik. Hingga akhirnya dia berkata bahwa dia bisa melakukannya dan cukup dengan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Tapi ada satu hal baru yang pagi ini saya temui ketika sedang berkumpul dengannya. Rupanya dia sudah enggan menyebut nama mantan kekasihnya itu dengan berbagai alasan yang tidak ingin dijelaskannya kepada saya dan teman-teman yang lain. Nama yang sempat melukis senyum di wajahnya, nama yang hampir ada di setiap cerita yang diceritakannya kepada saya dan teman-teman yang lain, nama yang mengisi hari-harinya dengan cinta. Saya jadi bertanya kembali, cinta kah yang mereka rasakan itu???
Melihat semua kejadian itu saya jadi ingat nasehat seorang kakak dan beberapa teman saya. Cinta dan benci itu bedanya sangat tipis. Lebih baik menyayangi. Sayang itu lebih indah, seperti Allah yang menyayangi makhluknya. Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Menyayangi lebih tulus dan lebih luas. Sayang sudah pasti cinta, begitu kata salah seorang teman saya. Jadi mau pilih yang mana?hehehe...Melihat kejadian yang terjadi pada beberapa teman saya dan juga dengan saudara saya sendiri, saya semakin ingin meminta agar keinginan dan doa saya selama ini dikabulkan olehNya. Agar saya bisa menyayangi dan mencintai seseorang itu dengan tulus karenaNya. Saya sendiri belum terlalu paham bagaimana yang disebut mencintai seseorang karenaNya. Tapi saya hanya ingin agar perasaan yang saya miliki untuk orang itu benar-benar terjaga. Agar hal yang dialami oleh teman-teman saya tidak akan saya alami. Agar Dia dan teman-teman yang ada di sekeliling saya selalu mengingatkan saya saat perasaan itu mulai berlebihan. Karena saya tidak ingin ada yang terluka dan semua dapat saling merasakan kebahagiaan. Semoga Allah mengabulkan. :)

Sabtu, 13 Agustus 2011

Tentang"nya"

Beberapa tahun lalu, saat aku masih memakai seragam putih abu-abu, saat aku masih cupu (ngga gaul, norak, ndeso mungkin persamaannya), saat aku baru mengenal novel-novel Islami, atau pun majalah-majalah Islami (begitulah label Islami melekat di beberapa tulisan yang aku baca).
Saat itu aku pertama kali mengenalmu, melalui sebuah cerita tentang seorang perempuan yang menghabiskan sorenya di masjidmu. "Senja di Masjid Biru", judul cerita pendek yang aku baca ketika itu. Cerita yang mampu berkali-kali membuatku meneteskan airmata saat membacanya. Tentang kasih sayang yang tercipta antara seorang perempuan dan kakek pelukis yang belum lama dikenalnya.
Sekitar satu setengah tahun lalu, aku mempelajari bahasa yang dituturkan oleh masyarakatmu. Aku begitu menyukainya. Pernah suatu ketika temanku berkata, saat kita mempelajari bahasa suatu negara, yakinlah bahwa suatu saat nanti kita akan bisa ke negara itu. Keyakinan itu, rasa cinta yang tiba-tiba tumbuh saat itu membuatku penuh semangat untuk bisa bertemu denganmu. Merasakan senja di masjidmu. Oktober tahun lalu, aku berkunjung ke kedutaan besarmu di tanah airku. Berharap tahun ini aku bisa berkunjung ke negaramu, belajar di sana, dan tak lupa mengunjungi kedutaan besarku di negaramu. April tahun lalu, aku mencoba ikut seleksi untuk bisa menghabiskan liburan musim panasku di negaramu selama dua bulan. Namun belum kutemukan jawaban "ya" atas usahaku. Rindu, sayang, dan kehausan untuk menuntut ilmu di negaramu semakin besar.
Pintaku di Ramadhan tahun ini: Allah, izinkan aku belajar di Turki. Aamiin. :)