Sabtu, 30 Oktober 2010

MIMPI yang akan menjadi KENYATAAN

Rasa ini mulai hadir beberapa bulan lalu. Saat aku mulai memperhatikanmu, mengenalmu lebih dekat, dan aku mengagumi keindahan yang ada pada dirimu. Kini, tanpa rasa ragu aku katakan pada dunia bahwa aku mencintaimu. Aku ingin dapat bersamamu. Aku ingin kau membuat warna indah dalam bagian hidupku.

Dalam setiap doaku kepadaNya, aku akan selalu memohon agar aku dapat bersamamu. Menghabiskan beberapa waktu dalam hidupku bersamamu. Kini, rasa ini tidak hanya aku yang mengetahuinya. Mereka diluar sana pun sudah mengetahui bahwa aku mencintaimu. Kupastikan tahun 2011 nanti aku akan bertemu denganmu. Melalui waktu bersamamu, mengagumi indahnya dirimu, lebih memahami dirimu, sejarah dirimu, dan peradabanmu. Tunggu aku, Turki. ^_^

Senin, 25 Oktober 2010

Salmah Sahabatku

Enam tahun yang lalu, di sebuah ruang kelas di SMK Budhi Warman 2, saat pendaftaran siswa baru aku pertama kali melihatnya. Ya…aku memang melihatnya. Seorang anak perempuan yang juga sedang mendaftar masuk sekolah menengah atas sepertiku. Tapi aku tidak tahu apakah dia mendaftar SMK atau SMA. Yang jelas saat itu kami bersama-sama sedang mendaftar sekolah. Kesan pertama yang aku dapat ketika melihatnya. “Ih…ni anak ko tampangnya jutek gitu sih”, Gumamku dalam hati.

Hari pun berlalu, aku mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) yang memang sudah menjadi kebiasaan siswa baru yang masuk ke jenjang sekolah menengah. Saat itu pun aku tahu bahwa anak perempuan yang kulihat saat pendaftaran waktu itu, dia juga masuk SMK. Kebetulan ketika masa orientasi seluruh siswa digabung, tidak berdasarkan jurusan yang telah kami pilih. Anak perempuan itu sekelas dengan teman SMPku, Selpi.

Di kegiatan MOS ternyata diadakan lomba cerdas cermat. Satu tim terdiiri dari tiga orang. Kebetulan aku dan sevi menjadi wakil dari kelasku ditambah satu orang lagi yang aku pun lupa siapa itu. Lalu dari kelas sebelah ternyata dia menjadi salah satu wakilnya. Bertemu lagi dengan anak itu, pikirku.

Masa Orientasi Siswa selesai. Aku sudah memulai kegiatan sekolah. Hari-hari awal aku menjadi seorang siswa sekolah menengah kejuruan dengan jurusan yang aku pilih, Akuntansi. Hari pertama sekolah, disaat sedang penyampaian pelajaran Bahasa Indonesia, tiba-tiba ada guru bimbingan konseling yang datang ke kelas dan mengatakan akan ada perpindahan siswa. Dari SMA ke SMK dan menawarkan kepada seluruh siswa jika ada yang berminat untuk pindah ke SMA atau pindah jurusan yang lain. Kemungkinannya mungkin tidak besar. Tapi masih akan diusahakan. Eko, salah satu siswa yang menurutku cukup baik, karena aku sempat berbincang-bincang dengannya, kulitnya putih bersih, rambutnya lurus, cukup tampan apalagi jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang cukup sedikit di SMK. Sayangnya aku tidak sempat mengenalnya lebih lama. Karena Eko memutuskan untuk pindah ke SMA. Guru bimbingan konseling itu pun memberitahu bahwa akan ada pindahan siswa dari jurusan penjualan.

Tiba hari Senin , datanglah seoranng anak perempuan berjilbab duduk di sebelahku. Ketika kuperhatikan lagi ternyata anak perempuan itu adalah anak perempuan yang kutemui di tempat pendaftaran waktu itu. Namanya Salmah. Ternyata dia berasal dari SMP 8 Depok. Kebetulan aku punya teman di SMP 8 Depok. Itulah yang menjadi awal bahan pembicaraan kami. Hari, minggu, dan bulan pun berganti. Hingga satu semester berlangsung dan pengambilan rapor semester satu pun tiba. Aku mendapat peringkat pertama dan dia mendapat perinngkat keempat.

Di semester ke 2 kami mulai akrab. Kadang kami pulang sekolah bersama, naik angkot yang sama. Bercerita bersama. Aku masih ingat ketika pulang sekolah dia menanyakan tentang pacar. Udah pernah pacaran belum? Pertanyaan itu diajukan kepada aku dan sevi. Ternyata diantara kami bertiga belum ada yang pernah pacaran. Hehehe...lucu. Dia yang awalnya aku kira jutek ternyata cukup menyenangkan. Banyak hal yang sering kami bicarakan. Sekolah, kebiasaan, cerita-cerita lucu, pengalaman, dan sebagainya.

Semester berikutnya kalau tidak salah dia sudah berhasil duduk di peringkat ke 2. Hebat. Dia terlihat biasa-biasa saja. Tapi dia cukup cerdas. Setiap kegiatan yang kami lalui membuat kami semakin dekat. Di kelas 2 SMK kami juga sering pergi bersama. Kali ini tidak bertiga. Tapi berempat, aku, Salmah, Diana, dan Sevi. Kami pergi ke Gramedia bersama hingga kami nyasar ke pasar rebo. Kalau mengingat itu semua, aku jadi tertawa sendiri dan menyadari betapa saat itu pergaulanku sangat kurang. Bahkan untuk sekedar mengetahui kendaraan dari Gramedia ke Pal saja aku tidak tahu. Saat itu hujan cukup lebat. Saat dibawa nyasar itu tahukah kamu apa yang aku pikirkan? Aku berpikir apa yang akan terjadi padaku dan bagaimana jika nanti aku menjadi gembel dan tidak bisa bertemu lagi dengan orangtuaku. Huhh…aneh sekali pikiranku saat itu.

Kelas tiga pun tiba. Ada peristiwa yang sangat aku ingat. Sebenarnya aku ingin melupakannya. Tapi terkadang menjadi pelajaran yang cukup berharga bagiku. Saat kelas 3, seharusnya aku dan dia mendapat beasiswa spp selama setahun. Tapi entah kebijakan aneh apa yang terjadi di sekolah. Beasiswa itu jatuh ke siswa lain. Aku dan beberapa teman sekelas sempat protes mengenai hal ini. Tapi sebagai seorang siswa, alasan mereka mampu membungkam kami.

Kebiasaan yang memang kurang baik tapi telah membawa aku dan dia sampai pada kondisi saat ini. Saat setiap upacara bendera hari Senin, dia selalu membawakan cerita-cerita baru tentang hari Minggunya di Yayasan Anggi. Dia sering meceritakan pengalaman lesnya di yayasan dan mengajak aku, Diana, dan sevi untuk ikut les di yayasan. Kedatanganku dan Diana pada Februari 2007 merupakan awal mula aku mengenal AF.

Kedekatan kami pun bertambah dengan keaktifanku di AF. Perlahan semua yang kami lalui menuntun kami untuk sampai ke titik ini. Berani bermimpi dan percaya diri meraihnya. Hingga kini, aku, Diana, dan Salmah tetap aktif di AF. Membuat kami semakin dekat. Mungkin bisa dikatakan sudah melebihi sahabat.

Ah…dari sanalah awal persahabatan yang membawa persaudaraan itu pun muncul. Aku, Diana, dan Salmah ikut les di AF. PetunjukNya membawa kami untuk ikut les, ikut smpb, dan masuk UI dengan jurusan yang kami pilih sendiri. Begitu indah karuniaNya.

Kini dia sudah menjadi ketua Anggi Foundation. Setahun lalu dia diamanahkan tanggungjawab itu. Dia sudah berubah, menjelma menjadi gadis jelita dan cerdas. Pengetahuannya sudah bertambah luas, pengalamannya pun sudah betambah. Tapi dia masih Salmah, sahabatku yang aku kenal 6 tahun lalu.

Ah…sepertinya baru kemarin aku mengenalmu. Tak terasa waktu 6 tahun itu sudah memberikan warna yang banyak dalam persahabatan kita. Banyak hal yang kita bagi, suka, sedih, konflik, urusan percintaan, yayasan, impian, kuliah, dan dunia sekitar kita kerap menjadi tema pembicaraan kita.

Kini usiamu sudah menginjak 21 tahun sahabat, benar-benar bukan waktu yang sebentar di dunia ini. Entah berapa lagi sisa usia yang masih kau miliki. Aku berharap persahabatan kita dapat membawa kita ke jalanNya. Semoga kau memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat, semoga impian-impianmu dapat tercapai, semoga engkau diberikan usia dan rezeki yang berkah, semoga engkau makin disayang OlehNya. Dan yang terpenting semoga engkau semakin bersyukur kepadaNya. Bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya termasuk nikmat persahabatan kita. Karena kunci kebahagiaan adalah bersyukur. Maka bersyukurlah. Ucapkan syukur atas segala yang telah diberikanNya kepadamu kawan.

Miss you soooo much…^^

Ketika persahabatan menjadi berbunga di hati dan begitu manis dirasa

Lantai 1 Perpustakaan FIB UI

Senin, 25 Oktober Pukul 12:17

Sahabat yang menyayangimu. Riska

Rabu, 20 Oktober 2010

Laki-laki Luar Biasa itu adalah Bapak

Bapak, laki-laki pertama yang kucintai di dunia ini…
Diusiamu yang kini sudah menapaki lebih dari setengah abad kau tetap penuh semangat dan cinta. Kau mengajarkan aku bagaimana tulusnya sebuah cinta. Mengajarkan aku bagaimana memperlakukan orang yang kau sayangi. Seorang istri dan tiga putrimu yang senantiasa kau sayangi.
Demi kami, lelah yang kau rasapun tidak kau perllihatkan Begitu kuat melekat dalam ingatanku saat pagi hari kau harus mengantarkan kami, putri-putrimu ke sekolah satu persatu. Setelah itu barulah kau pergi ke bekerja. Jarak Depok-Bogor pun kau tempuh. Tak jarang kau pulang dalam keadaan basah kuyup karena tetesan rahmatNya membasahimu.

Bapak…
Sebagai seorang kepala rumah tangga yang sibuk mencari nafkah untuk keluarga, kau masih menyempatkan diri di pagi hari membuatkan sarapan untuk anak-anakmu. Kadang kau pun membantuku menyelesaikan tugas rumah yang menjadi tanggung jawabku. Ah…aku merasa kekurangan kata-kata, aku belum menemukan kata apa yang bisa kutuliskan untuk menggambarkan betapa kagumnya aku padamu. Betapa aku amat mencintai dan menyayangimu.

Bapak yang penuh semangat, salah satu orang teristimewa untukku…
Engkau sangat bersemangat dalam melakukan berbagai aktifitas dalam hidupmu. Engkau mendirikan solat malammu saat anak-anak dan istrimu sedang tertidur lelap. Berdoa untuk kami dan dirimu. Berdoa untukku, masa depanku, dan masa depan keluarga. Engkau juga tak pernah lupa mengingatkan aku untuk mengingat  dan melaksanakan semua perintahNya.

Bapak..
Engkau sangat menyayangi anak-anak dan keluargamu engkau selalu memperhatikan setiap keperluan kami. Meskipun kadang mengorbankan kepentinganmu.

Mungkin kata cinta dan sayang belum kudengar darimu. Namun semua bentuk perilaku yang kau perlihatkan berbicara kepadaku betapa besarnya cinta dan kasih sayang yang kau miliki untukku.

Bapak, kau sungguh luar biasa
Aku tahu tidak ada gelar sarjana, magister, doctor, ataupun professor yang mengiringi namamu. Tapi bapak adalah sarjana rumah tangga, magister manajemen keluarga, dokter cinta keluarga, professor yang menemukan sebuah teori untuk membangun keluarganya menjadi  harmonis, dan seorang guru yang mendidik putri-putrinya untuk menjadi anak-anak yang solehah.


Bapak…
Mama…
Semoga Allah menyayangi kalian berdua melebihi rasa sayangku terhadap kalian dan melindungi kalian saat penjagaanku tak mampu merengkuh kalian.

Ya Allah…
Berilah aku kelembutan untuk memperlakukan mereka dengan lemah lembut,
Berilah aku cinta dan kasih sayangMu agar dapat selalu menyayangi dan mencintai mereka,
Semoga aku menjadi anak yang solehah yang dapat menjadi pemberat amal baik mereka,
Semoga kami bersama dapat meraih cintaMu dan kumpulkanlah kami dalam surgaMu.

Untuk "Sahabat Baru"ku

Hari ini, 07 Oktober 2010 aku mulai mengenalmu, memilikimu, dan memintamu menjadi sahabat baikku...
Semoga kau dapat menjadi sahabat yang selalu ada disampingku, membantuku menggapai mimpi-mimpiku, membantuku untuk menuliskan banyak hal tentang duniaku dan duniaNya, dan menemaniku menjelajahi duniaNya.

Alhamdulillah atas segala nikmat yang Kau berikan padaku. :)

7 Oktober 2010

Dua Hari Penuh Makna

Beberapa hari lalu, tepatnya hari Sabtu dan Minggu tanggal 2-3 Oktober 2010 saya mengikuti Training Motivation untuk para volunteer Anggi Foundation. Training bertempat di ruko Margonda Residence. Training dimulai pukul 10.00 dengan 6 orang peserta yaitu saya, Salmah, Diana, Ridho, Ryan, dan Ice. Acara ini dimoderatori oleh Ka Rangga.

Pembicara pertama Bapak Putu Widhiantara. Beliau membawakan materi tentang kerjasama internasional. Bentuk-bentuk kerjasama internasional. Pak Putu memberikan kami beberapa contoh organisasi yang mengadakan program beasiswa ataupun volunteer di dalam dan luar negeri. Beliau juga sedikit bercerita tentang pengalamannya di dunia kerja yang berhubungan dengan kerjasama internasional. Ternyata banyak program yang dapat kita ikuti untuk menambah pengalaman kita di dunia internasional. Saya semakin ingin menngikuti salah satunya, Pak. Semoga suatu saat nanti kita saya bertemu bapak dalam salah satu program itu. :)

Materi kedua dimulai pukul 13.00. Materi kedua berjudul bagaimana kita membuat “Hidup Menjadi Lebih Hidup” yang dibawakan oleh Ka Arie Rukmantara. Materi yang dibawakan menarik bagi saya. Sebelumnya kami diminta untuk mendefinisikan diri kami masing-masing. Unik dan menarik itulah yang saya lihat. Sebagian dari kami ada yang mendefinisikan dirinya sebagai seorang jurnalis, pemimpi, orang yang beruntung, dan sebagainya. Setelah itu kami diminta menuliskan harapan-harapan kami dari materi yang akan disampaikan.
Kami diajak untuk aktif dalam setiap materi yang disampaikan. Pada materi kedua kami diajarkan tentang rahasia kata. Bagaimana sebuah kata membuat perintah kerja pada otak kita. Hal baru dan benar-benar berkesan untuk saya. Kata-kata positif dan berenergi tinggi akan saya selalu ingat dan tanamkan pada diri saya. Kami juga belajar untuk membuat Mind Map untuk 10 tahun ke depan. Di selembar kertas berukuran A4 kami berkreasi selama kurang lebih 10 menit. Menorehkan mimpi-mimpi dan harapan kami dengan warna-warni yang berbeda. Bersemangat, belajar, dan  berani bermimpi. Itulah target saya. Terima kasih, Ka Arie.

Pada hari kedua training yaitu hari Minggu, training dimulai pukul 15.00. Materi kali ini diampuh oleh Ka Pane tentang Managing Your Personal Payment. Kami diberikan sebuah kasus dan dibagi menjadi dua kelompok. Kami diajak untuk menganalisis keuangan dari kasus tadi. Materi ini sangat menarik dan sangat penting bagi diri kita sendiri. Terkadang kita terlupa menyisihkan tabungan untuk keperluan masa depan. Kami diberikan sebuah bentuk/format bagaimana caranya mengelola keuangan. Ternyata saat kita mempunyai sejumlah uang, hal prioritas yang harusnya kita lakukan adalah menyisihkan uang yang kita miliki untuk tabungan. Tabungan itu adalah uang yang kita sisihkan diawal bukan sisa. Saya harus menjadi pengelola keuangan yang baik. Terima kasih telah berbagi  ilmunya, Ka Pane.

Materi ke 4 dibawakan Mas Noeryanto, yang lebih akrab dengan sapaan Mas Nur. Materinya tentang bagaimana mengelola pikiran. Karena pikiran itu seperti parasut. Akan bekerja dengan baik dan berguna apabila terbuka. Materi terakhir ini dimulai pukul 18.30 dan berakhir pada pukul 22.30. Kami diajarkan bagaimana mengambil sebuah realita yang ada diluar dan menjadikannya sebuah realita yang ada di pikiran. Saya menjadi mengerti mengapa kita harus berpikir positif. Berpikir negatif selain berakibat tidak baik untuk fungsi kerja otak juga dapat berpengaruh pada kesehatan kita dan dapat menimbulkan penyakit. Karena itu marilah berpikir positif dan ucapkanlah kata-kata positif. Pikiran dan ucapan positif tentunya akan mencerminkan sebuah perilaku yang positif. Betapa sebenarnya membenci akan merugikan diri kita sendiri. Masing-masing kita adalah unik, diciptakan dengan luar biasa olehNya lalu kenapa kita harus menyulitkan diri sendiri dengan tidak menyukai atau membenci orang lain. Analogi tentang kereta api dan relnya selalu saya ingat, Mas. Terima kasih.

Saya merasa beruntung bisa ikut dalam training ini. Saya bertambah semangat, ingin mengatur pikiran saya, menggunakan kata-kata positifi,  mengatur dan merencanakan keuangan saya, dan yang terpenting saya ingin menjadi seorang pemimpi yang berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya.

Masuk Akal, Masuk Hati, Jadi Aksi!!! (^_^)


7 Oktober 2010

Hujan

kini...
hampir setiap sore dia hadir
bersama kawannya
sang petir
dengan kawanannya yang kecil ataupun bergerombol
membuatku betah berlama-lama menatap dirinya yang jatuh membasahi bumi
membawa kesejukan udara ketika itu

inginku...
menatapmu berjatuhan ditengah hamparan rumput hijau
dikelilingi bunga-bunga yang bermekaran
dan aku duduk di sana
menemani dirimu bersama dirimu
menceritakan semua perasaanku tentang duniaku...

13 September 2010

Sahur 18 Agustus 2010

Pagi ini tidak seperti biasanya, saya bangun jam3. Bukan alarm, bukan bapak, mamah, atau adik saya yang membangunkan. Tapi suara motor bapak yang baru saja habis belanja dari pasar. Sudah bangun tapi masih tidur-tiduran. Itu kebiasaan saya. Selama puasa ini memang belum pernah bangun lebih awal untuk bantu menyiapkan makan sahur.

Tapi pagi ini saya bangun jam3. Mamah mengetuk pintu kamar, meminta saya membantu di dapur. Masih agak sedikit enggan, akhirnya saya kemudian bangun. Saya hanya membantu menyiangi sayuran. Mamah yang menumis dan bapak yang menggoreng lauk. Setelah selesai, kami pun makan sahur bersama.

Indahnya sahur hari ini. Semuanya terasa lebih ringan jika dilakukan bersama.

Bapak yang menyempatkan diri berbelanja ke pasar saat anak2nya masih tertidur lelap. Makasih, Pak.

Mamah yang memasak makanan sahur meskipun baru sembuh.

Alhamdulillah Ya Allah, aku masih bersama keduanya. Sayangi mereka, ampuni dosa mereka, dan lindungi mereka.

Ika sayang mamah dan bapak. ^_^

Tentang Bapak Sumardono

Suara Salmah di telepon Senin siang itu mengabarkan bahwa bapak sudah meninggal. Memastikan berita itu, aku mengirim pesan singkat ke Ka Tyas. Namun tak kunjung mendapat balasan. Akhirnya aku menelpon Fina. “Iya kak, sekarang langsung ke rumah aja”. Itulah jawaban yang kudapat dari Fina.

Jarkom dari Diana pun kuterima. Aku segera meneruskannya ke semua teman-teman dan beberapa senior yayasan. Siang itu, bendera kuning bertuliskan nama Bapak sudah terpasang di sepanjang jalan Alamanda. Terlihat beberapa orang sedang memasang tenda di halaman depan dan para pelayat yang sudah memenuhi rumah. Jenazah Bapak masih diurus di rumah sakit, Ibu sudah ada di dalam kamar. Beberapa ibu-ibu bergantian masuk ke kamar Ibu. Mengucapkan rasa belasungkawa mereka kepada Ibu. Kami hanya duduk di ruang tamu didepan tempat tidur yang telah disiapkan untuk jenazah Bapak sambil membaca Yasin dengan airmata mengalir di pipi.

Tak lama kemudian, Ibu keluar dari kamar, menghampiri kami dan berkata “Bapak udah ngga ada nak”. Kami pun menghampiri Ibu dan mencium tangan Ibu dengan linangan airmata yang membasahi. Ibu terlihat cukup tegar meskipun kami tahu kenyataan ini tidak mudah bagi Ibu. Ibu, keluarga, kami, dan semua yang mengenal Bapak sangat merasakan kehilangan sosok seorang Bapak Sumardono. Baru saja sehari sebelumnya kami dan anak-anak asuh membacakan doa, memohon untuk kesembuhan Bapak. Tapi apa mau dikata. Dia lebih menyayangi Bapak. Dia ingin Bapak segera bersamaNya.

Bapak suka buah talas dan Bapak suka kue semprong (itu yang kutahu dari Ibu), Bapak pecinta tanaman, Bapak gemar mengoleksi buku, Bapak adalah sosok yang pendiam, sederhana, dan penuh perhatian. Itulah sebagian dari diri bapak yang kuingat. Bapak adalah sosok yang tidak terlalu banyak bicara. Tapi Bapak banyak berbuat. Rak-rak yang dipenuhi buku, Surau Kita, Ruang Saraswati, dan pekarangan belakang rumah yang selalu berubah menjadi saksi bisu akan kreativitas bapak yang tiada henti.

Masih terekam jelas dalam ingatanku. Kejadian yang hampir terulang setiap Minggu, kala kami beristirahat di Ruang Saraswati (Nama pemberian Bapak untuk ruang belakang) selesai mengajar les. Bapak datang menghampiri kami dengan membawa sekardus air mineral dan beberapa bungkus makanan ringan. Entah makanan ringan yang sengaja Bapak beli untuk kami atau oleh-oleh yang dibawa Ibu sekembalinya dari luar kota. Kemudian kami menghampiri Bapak dan bergantian mencium tangan Bapak. Senyum sederhana pun terukir di wajah Bapak.

Bapak juga tidak pernah bosan mengingatkan kami untuk makan. “Ayo makan, ajak teman-temannya”. Tak jarang Bapak menyebut nama kami satu persatu untuk diajak makan. Hal itu terjadi hampir setiap Minggu. Bapak begitu perhatian pada kami. Terima kasih, Pak.

Bapak tidak pernah marah kepada kami. Kami yang tertawa sekencang apapun, suara tawa dan canda seramai apapun yang kami buat, jika melihat kelakuan kami, Bapak hanya tersenyum simpul. Maafkan anak-anakmu ini Pak, yang sering membuat ruang belakang menjadi berisik. Terima kasih atas segala kesabaran dan pengertian Bapak untuk kami.

Bapak begitu rapi. Setiap barang-barang keperluan kegiatan disimpannya dengan baik. Tak jarang kami menanyakan kepada Bapak. Bapak pun tak segan mencarikannya. Tulisan Bapak juga sangat rapi. Beberapa spanduk kegiatan juga ada yang menggunakan huruf cetak hasil karya Bapak.

Pohon sirih yang tumbuh merambat meneduhi ruang kecil tempat Bapak biasa mendengarkan musik khas Jawa dan membaca buku, pekarangan belakang rumah yang dipenuhi oleh beragam tanaman. Ruang Saraswati yang kini sudah dikeramik dan dilengkapi sebuah lemari yang cukup besar menjadi kreasi terakhir Bapak. Bapak yang membuat suasana di pekarangan belakang begitu hidup dan berwarna. Membuat beberapa dari kami terkagum-kagum. Suasana yang selalu berganti, entah berapa kali dalam setahun. Kami selalu menikmati perubahan yang dibuat Bapak, seraya menantikan setiap perubahan yang akan terjadi setelah perubahan sebelumnya.

Saya tidak begitu kenal dekat dengan Bapak. Tapi sosok Bapak terasa begitu dekat. Bapak adalah sosok yang mau membantu meski tanpa diminta. Saya masih ingat, sehari sebelum peringatan ulang tahun AF ke-11. Saat itu saya sibuk mencari taplak meja di lemari belakang. Bapak bertanya, “Cari apa Ris?’” Saya menjawab, “Taplak meja yang bulat Pak, buat meja tamu”. Kemudian tanpa banyak bicara Bapak mengeluarkan taplak-taplak yang ada di lemari membantu mencarikan taplak tersebut. Itulah Bapak. Terima kasih Bapak.

Dini hari sebelum Bapak dibawa ke rumah sakit, 22 Juni 2010. Bapak duduk menunggu Ibu di teras depan rumah. Kami baru saja pulang baksos dari Sragen. Padahal kami tahu saat itu Bapak sedang sakit. Begitu besar cinta Bapak kepada Ibu. Meskipun keadaan Bapak sedang sakit, Bapak tetap menyambut kepulangan Ibu. Kasih sayang itu tergambar nyata. Sungguh indah cinta Bapak dan Ibu. Saling mengerti, saling memahami, dan bersama berbagi. Cinta yang juga diberikan untuk semua anak-anak asuhnya tanpa ada perbedaan. Semoga cinta itu akan menyatukan Bapak dan Ibu kembali.
Dua minggu setelah Bapak dibawa ke rumah sakit, kami baru dibolehkan menjenguk Bapak karena kondisi Bapak sudah mulai membaik. Tak banyak kami berbincang karena memang Bapak masih butuh istirahat. Kamar 808 rumah sakit Pasar Rebo, 3 Juli 2010. Tubuh Bapak terlihat begitu kurus, kulit Bapak juga kering. Melihat keadaan Bapak saat itu, airmata ini terasa ingin mendesak keluar namun tertahan. Malam itu suasana kamar Bapak cukup ramai. Banyak yang datang menjenguk Bapak. Kami pun memutuskan untuk menunggu diluar kamar. Hingga pukul 19.15 kami akhirnya memutuskan untuk pamit. Kami bergantian mencium tangan Bapak. “Cepet sembuh ya Pak”, itulah ucapan yang keluar dari bibir kami. Kami juga pamit kepada Ibu dan Bu Masnah yang kebetulan datang juga menjenguk Bapak malam itu.

Siang hari, 17 Juli 2010 saya bersama Salmah dan Ka Herman datang menjenguk Bapak. Menemani Ka Herman yang belum sempat menjenguk waktu itu. Siang itu hanya ada Bapak dan Pak Min di kamar rumah sakit. Kemudian Pak Min izin ingin mencari makan ke bawah dan kami yang menjaga Bapak siang itu. Kondisi Bapak terlihat membaik sehingga kami dapat berbincang cukup banyak dengan Bapak. Terlihat Bapak mengoleskan minyak kayu putih ke daerah perutnya. Tak lama kemudian ada petugas yang membawakan makan siang untuk Bapak disusul petugas yang memeriksa kondisi Bapak. Bapak akan diperiksa lagi siang ini. Menunggu dokter yang akan memeriksanya. Jika hasilnya membaik, Bapak akan dibawa pulang dan dirawat di rumah. Itulah kabar yang aku dengar siang itu. Senangnya hati ini melihat kondisi Bapak sudah membaik. Siang itu, Bapak menikmati makan siangnya dibantu oleh Pak Min. Bubur, telur rebus dengan sedikit kuah, sayur, dan buah apel diiris kecil sebagai menu makan siang Bapak hari itu.

Lagi-lagi perhatian Bapak terhadap kami (anak-anaknya di yayasan) terlihat. Di saat kondisi terbaring di tempat tidur rumah sakit, Bapak masih sempat menanyakan bagaimana kuliah anak-anaknya. “Zaki, gimana skripsinya?” pertanyaan itu terucap dari bibir Bapak. “Lulus, Pak” Sahut Salmah. Lafaz hamdalah terucap dari bibir Bapak disertai senyum sederhana terukir di wajahnya. Selepas Asar kami bertiga pamit. Sudah ada Ibu yang menemani di sisi Bapak. Kami pun mencium tangan Ibu dan Bapak bergantian. ”Semoga cepet sembuh ya Pak”, harapan dan do’a kami untuk Bapak.

Beberapa hari kemudian aku mendengar bahwa Bapak sudah dibawa pulang ke rumah. Namun keadaan itu tidak berlangsung lama. Kondisi Bapak menurun sehingga Bapak harus dibawa ke rumah sakit lagi.
Belum sempat kami menjenguk Bapak lagi. Bapak sudah dipanggil olehNya. Tak disangka pertemuan dengan Bapak siang itu adalah pertemuan terakhir dengan Bapak. Terakhir kali mencium tangan Bapak, terakhir kali berbincang dengan Bapak, mendengar suara Bapak, melihat senyuman Bapak, dan perhatian Bapak.

Bapak kini sudah tiada. Bersama Sang Pemiliknya.

Bapak sudah mempunyai rumah baru. Amal baik Bapak selama hidup akan menemani Bapak sehingga Bapak tidak kesepian di sana, membuat ruang sempit itu terasa luas dan diterangi oleh cahaya kebaikan. Bapak sudah bersama Sang Pemiliknya, yang mencintai Bapak melebihi kami di dunia ini. Bapak dan Mbak Anggi sudah berada disisiNya. Hari ini, 7 hari sudah Bapak meninggalkan kami. Namun kami masih merasa Bapak berada bersama kami. Kami masih dapat merasakan kehadiran Bapak. Kebaikan, ketulusan, perhatian, kasih sayang, kesabaran, dan segala kenangan bersama Bapak, akan membuat Bapak tetap hidup di hati kami, dalam ingatan kami, dan akan membuat kami tetap merasa dekat dengan Bapak. Kami disini hanya bisa mengirimkan do’a, mengenang kebaikan Bapak selama hidup, dan semoga kami dapat meneruskan kebaikan-kebaikan Bapak selama kami masih hidup di dunia ini. Kami juga menunggu panggilanNya. Semoga kelak kita dipertemukan disisiNya.

Bapak Sumardono
04 Agustus 1944 - 26 Juli 2010

Mengenang Bapak Sumardono
Minggu, 01 Agustus 2010
23.45

Ketika Allah Memilihmu Untukku

Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..



-----@***@-----


( Oleh Aztriana 180610/ 01'50 Makassar.. ^_^v )


Dari Ummu Salamah, ia berkata, "Rasulullah S.A.W bersabda : "Seorang perempuan jika meninggal dan suaminya meridhoinya, maka ia akan masuk surga." (HR. Ahmad dan Thabrani)

Balasan atas testimoni teman-teman Arab 2007

Terinspirasi dari notenya Fa’iq nih, Riska juga jadi pengen buat balesan/tanggapan atas ungkapan hati kalian tentang Riska.

Gina : “Riska yang sederhana, punya pesona yang luar biasa”. Wew. Ga salah nih? Harusnya itu yang Riska ucapin ke Gina. Kesetiaan dan ketulusan? Ya semoga Riska bisa tetap mempertahankan itu. Makasih juga udah mau menjadi sahabat dalam hidup Riska. Membuat Riska menunggu lama dan letih? Mengutip dari buku kecil yang berisi hal-hal menakjubkan pada sahabat “Sahabat yang selalu tepat waktu bisa punya sahabat yang selalu terlambat, sahabat tidak perlu serupa...mereka tahu cara menikmati perbedaan mereka”. Kita sama-sama tahu cara menikmatinya Gin! Hehe...
Iki: Pinter, baik, kalem, ramah, dan rajin? Bagus-bagus banget nih. Alhamdulillah kalo kayak gini mah. Semoga apa yang iki ungkapkan tetap ada pada diri Riska. Wah...iki masih inget aja pas ujian PMPK itu?. Oke ki. Semoga kita bisa tetap saling mengingatkan.
Fadlan: Aktifis sosial? Ha3...ngga segitunya kali. Potensi untuk jadi Mensos? (tertawa aneh). Amien...makasih doanya bang haji. Kalo gw jadi Mensos, lo jadi Mendiknas ya? Atau buat aja Menteri Sejarah (Ngimpi mode:ON). Hahaha
Juwi: Gw bukan ngatain gaya ngomong lo ju. Ya...seperti jawaban gw di buku lo. Hehehe. “Paling rajin ngerjain tugas, dateng pagi, pokoknya super rajin dah Ris”. Gw mau ngucapin buat lo juga. Lo juga super rajin ju. Tetep Rajin yah?. “Kalo udah marah, pusinglah dunia persilatan, diem, jutek, dan menakutkan”. Hahaha...lebayyyy abisss. Ngga segitunya kali.
Indah: “Baik, polos, dan rajin”. Makasih ndah ^_^. Indah juga baik, polos, dan rajin. Hehe. Gw ngga sebaik itu juga ko. Tapi semoga ungkapan itu menjadi doa untuk kita semua.
Winda: teman yang lahirnya cuma beda beberapa jam sama Riska. Makasih udah bilang Riska “a lucky girl”. Semoga itu menjadi doa buat Riska. Hihi. Winda adalah seorang teman yang udah bersedia mendengarkan cerita Riska (meskipun panjang dan cape dengerinnya). Makasih ya Win ^_^
Savira: Rajin, optimis, dan tekun? Terlalu baik nih ungkapannya. Riska kan sering ngejahatin Savira. Sering ngatain Savira, sering ngeledekin Savira. Hehe. Kalo Savira bilang “Saya iri dengan ketekunan Riska yang belum saya miliki”. Riska juga mau bilang, “Riska iri dengan ketegaran Savira yang belum saya miliki”. Tetap berbagi rahasia lucu yang menyenangkan yah?Ngga usah minta Sav, udah Riska doain ko. Hihi...
Poetri: Mahasiswa terajin? Gelar dari siapa nih?hehe...lo juga ngga kalah rajin put. Kuliah di dua universitas dan tetep eksis. “Sangat setia kawan dan orangnya lurus-lurus aja”. Lo orang ke dua yang bilang gw lurus-lurus aja (selain sahabat SMK gw).
Fadly: “Care, baek, semangat”. Gw menganggap ini adalah sebuah doa buat gw dly. Semoga doa itu juga buat lo. Gw ngga akan lupa sama anak-anak Arab lah.
Refa: Maaf ya fa, kalo gw pernah jutek sama lo dan bikin lo nangis? Gw bener-bener lupa. Saling memaafkan ya? Gw ngga akan ngelupain lo dan anak-anak Arab ko. Hehe
Rahma: Si sahabat UPT. Kapan mau ke UPT bareng nih?hehe...Rahma juga baik dan asik. Pesannya Rahma akan Riska inget. “Mudah-mudahan Riska udah menggandeng suami yang sholeh ya” Amien...Rahma juga ya? 5 tahun lagi kita ketemu dan udah bawa masing-masing ya? Hihi...
Syam: “Riska itu sangat baik sama siapapun, termasuk sama Syam”. Ngga usah pake sangat, kayaknya agak berlebihan nih. Makasih juga Syam udah baik sama Riska.
Fathimah:”Rajin banget...selalu ingin mencoba hal baru...” makasih udah membantu Riska mencoba hal baru (ngerajut dan nyulam) hihi...Riska ngga akan bosen main ke rumah fath. Kan ada ummi yang baik hati yang ngajarin Riska. Tapi bentar lagi fath punya suami nih, ntar kalo mau main ke rumah fath, bingung deh rumah yang mana? Hihi...
Ikang: Riska identik dengan KOPMA FIB UI? Waw...ni pasti gara-gara ngeliat gw enjoy di kopma setiap hari jumat. Menteri Koperasi dan UKM? Orang ke dua yang ngedoain gw jadi menteri. Amien...”Riska di Arcom dikenal cewek yang lembut dan baik hati”. Aih...so sweet kata-katanya Ikang. Semoga itu menjadi doa buat gw.
Ochid: sebagian besar ungkapan lo sama kayak yang lain. Gw anggap semua itu doa buat gw cid. Semoga lo juga kayak gitu. Kalo lagi ngambek lucu?haha...baru lo yang bilang. Maaf ya kalo lo sering ngeliat gw ngambek. “Rapih banget kalo nulis”. Ungkapan ini seharusnya gw ucapin buat lo. Gw juga bangga sama lo Cid!.
Jai: “Lo gampang bingung, kayak orang linglung”. Waduh...jai sering ngeliat gw lagi kayak orang linglung ya?. Gw juga ngga tau bener apa ngga. Mudah-mudahan aja ngga jai.
Irfan: “Gw suka cara lo memperbaiki/menyarankan seseorang, so cool...tapi dalem...” Segitunya kah?gw pernah melakukannya ke lo ya fan? (gw lupa). Tapi kalo emang begitu, Alhamdulillah. Semoga orangnya ngga sakit hati aja.
Annas: “Banyak anak-anak FIB yang nanya ke gw tentang lo loh...gara-gara lo banyak ikut yang sosial-sosial gitu”. Hahai...serasa jadi seleb gw nas.
Nurul: “Riska itu orangnya cerewet”. Ada juga yang bilang gw cerewet. Makasih Rul.
UU:”Makin lama makin banyak org yg g beruntung”. Gw harap ini ngga akan terjadi u’. Orang yang merugi dong jadinya, seharusnya kan hari esok lebih baik dari kemarin atau hari ini. Semoga semangat itu tetap ada, semoga lo juga ketularan semangat itu. Hehe...
Iwan: ada beberapa kata-kata lo yang gw belum bisa baca dengan jelas. Orang yang mirip emang banyak, tapi ngga serupa wan. Hehe...Btw, gw penasaran hal apa yang menarik dan membuat lo terkesan sampe masih terekam dalam ingatan lo? Pokoknya lo harus kasih tau gw!!!
Yuni: :Ternyata Riska suka ngambek”. Hehe...Maaf ya Yuni jadi sering ngeliat Riska ngambek. Tapi cuma bentar kan? Gara-gara nunggu doang paling. Rajin, tekun, dan konsisten?. Lo juga lebih mantab dari gw Yun.
Iza: Waduh...ungkapan dari Iza bagus-bagus banget. Iza juga mantab ko. Riska juga jadi punya insipirasi dari seorang Iza nih. Hehe. “Kalo ngambek paling cuma pergi diem sebentar”. Ternyata Iza juga merhatiin kalo Riska lagi ngambek ya? Hehe...
Fa’iq: “Lo care banget sama temen”. Alhamdulillah. Meskipun secara pribadi lo ngga mengenal sifat-sifat gw, perhatian gw ke temen-temen masih bisa lo rasain. Hehe...

Untuk semuanya: makasih atas ungkapan-ungkapan hati kalian yang kalian torehkan di buku malam itu. 3 jam emang belum cukup untuk menuangkan semua yang sudah kita lewati selama 3 tahun. Tapi setidaknya sudah cukup mewakili. Untuk yang kemarin ngga bisa ikut, ditunggu ya ungkapan hati dari kalian. Buku itu akan menjadi salah satu benda yang berharga buat Riska. Uhibbukum anaa...^_^


16 Juni 2010

“Untaian Kalimat, Berjuta Terima Kasih dan Harapan”

Ketua Pelaksana HUT AF ke-11...saat saya dipercaya untuk mengemban tugas tersebut, saya takut tidak bisa membagi waktu dengan beberapa kepanitiaan yang sedang saya ikuti, ditambah lagi amanah sebagai koordinator di salah satu organisasi di kampus. Menolak? bukan pilihan yang tepat. Lagipula yang lain sudah pernah menjadi ketua pelaksana. Saya memang belum pernah menjadi ketua pelaksana sebelumnya (untuk kegiatan AF).
Bismillah, dengan kepercayaan dari teman-teman AF saya beranikan diri, berusaha menjalankan semampu yang saya bisa. Saya tidak mempunyai konsep acara yang saya ajukan sehingga membuat saya terpilih sebagai ketua pelaksana. Tidak seperti ka oki yang mengajukan konsepnya pada tahun lalu. Semua berawal dari pembicaraan dengan ibu asih saat di perjalanan menuju mega mendung ketika hendak mengujungi anak asuh. Sebuah ide perlombaan untuk HUT AF ke 11 ini pun lahir. Lomba Membaca dan Menulis Puisi tingkat SMA/ sederajat se-Kota Depok. Hari Minggu di bulan Februari, saat dimana kami berkumpul dan mengajar les untuk anak-anak asuh dan sekitar Areman. Siang harinya ketika kami selesai mengajar dan makan siang, kami berkumpul untuk membicarakan rencana tersebut. Saat itulah saya diberikan kepercayaan untuk menjadi ketua pelaksana. Kemudian saya melanjutkan ke pemilihan PJ setiap bidang....Diana sebagai Sekum, Ka Dyah sebagai bendumnya, Ada Ridho sebagai PJ Acara, Salmah (SC yang merangkap sebagai PJ Humas), Ka Oki (ketua HUT AF tahun lalu yang dijadikan PJ publikasi untuk tahun ini), Ka vega sebagai PJ konsumsi, Ka Munib sebagai PJ Transportasi, Ka Izur yang menggantikan beberapa kandidat lainnya akhirnya jadi PJ Perlengkapan, Ka Jaenal di bagian dokumentasi.
Setiap hari minggu, selesai mengajar les pun digunakan untuk rapat persiapan HUT AF. Berbagai opsi kerjasama dengan pihak kampus pun muncul untuk memperoleh tempat pelaksanaan acara. Dari mulai program studi Indonesia, BEM FIB UI, dan akhirnya kerjasama terjadi antara SKS UI dan AF. Untuk peminjaman tempat saja sudah menunggu waktu yang cukup lama. Dari mulai rencana akhir Februari sudah mendapatkan tempat akhirnya tempat baru bisa dipastikan sekitar minggu ke 3 April. Rapat yang berlangsung setiap minggu juga tidak begitu banyak yang hadir. Sempat ada ketakutan dalam hati Riska. Gimana kalo keadaannya terus begini? Yang dateng rapat sedikit, info tidak tersampaikan, takut acaranya kurang maksimal. Kenapa yang hadir sedikit? Apa Riska kurang bisa mengatur semuanya? Kenapa semangat teman-teman AF ngga seperti semangat HUT AF tahun lalu? Tahun lalu, sebulan sebelum acara kita semua udah rapat 2 kali seminggu. Pas dua minggu atau seminggu menjelang acara, kita rapat bisa seminggu 3 kali atau bahkan setiap ketemu pasti ngebahas soal HUT AF.
Itulah yang saya rasakan di tahun lalu. Hanya sebagai bahan perbandingan Riska aja. HUT AF kali ini ngga terlalu banyak rapat. Rapat dilaksanain 3 minggu sekali aja baru pas 2 minggu sebelum hari H. Lagi-lagi khawatir sama acaranya. Khawatir kurang maksimal. Sempet juga bilang ke ka dyah, “Pusing ka dyah, takut, kalo kemaren kan meskipun pusing kayak apa, Riska tetep jadi sekretaris dan PJ lomba, bukan ketua”. Tidur tak nyeyak, makan pun tak enak, kuliah ngga konsen (hahaha...lebay banget) itulah yang Riska rasain pas dua minggu sebelum acara. Alhamdulillah acara HUT AF ke11 berjalan lancar dan sukses. Hambatan-hambatan yang ada bisa teratasi dan ngga ngeganggu kelancaran acara.
Untuk semuanya makasih ya :)

Sekum: Makasih Diana sahabatku , yang udah ngurusin proposal, buatin surat-surat, ngeprint name tag, sertifikat, dll. Pembuatan nomor suratnya ngga berjalan nih. Berapa surat yang udah keluar? Ngga tau dah gw. Bingung sama penomorannya. Lagi-lagi kurang tertata dengan baik. Tapi seneng kan? Karena nganter proposal HUT AF jadi bisa jalan bareng sama Ta-Kun...hi3

Bendum: Ny. Dyah Munggaran he3. Makasih ya...Di tengah kesibukan kerja dan status baru sebagai seorang istri masih bersedia digangguin sama urusan keuangan HUT AF. Ada salmah dan Riska juga ko yang bantu jadi ngga terlalu ribet banget. Ngga sepusing bendum tahun lalu lah.

Untuk PJ Acara : Makasih untuk Ridho, yang awalnya beberapa kali ngga dateng rapat pas awal-awal kepanitiaan tapi akhirnya mau berusaha untuk lebih baik lagi, lebih bertanggungjawab lagi. Ridho yang awalnya sempet bilang,” kayaknya jangan gw yang dijadiin PJ Acara”, Ridho yang beberapa kali harus ganti rundown acara karena acaranya berubah-ubah terus. Bukan salah do, cuma harus diedit aja ko. Susu SGM yang salah beli, harusnya SGM 2 malah dibeli SGM 3. Ridho yang sampe nginep di yayasan dan ngga ganti baju sampe ke acara. Makasih atas semuanya ya do:)

Staff acaranya: SalmahàMakasih salmah sahabatku, Ketua AF yang seharusnya bergerak sebagai SC malah dijadiin PJ Humas dan juga PJ lomba menulis puisi. Makasih banget atas pengorbanannya. Nyebarin publikasi ke sekolah-sekolah, menghubungi peserta, juri, dan juga ka arie. Pokoknya TOP banget dah. Miss U :)

Ka Tyas : Senior AF ini yang berat tugasnya. Ka Tyas harus menjadi penghubung antara panitia dan Ibu. Pusing ngurusin kerjaan, menjadi penghubung panitia dan ibu, jadi PJ lomba membaca puisi, menghubungi juri, nganterin undangan, dan berhubungan sama rekan-rekannya ibu. Riska tau ka tyas pasti pusing dan cape banget. Maaf ya...Makasih banget ka tyas :)

Ka Hari: Staff acara yang dimohon bantuannya untuk membuat hadiah simbolis dan foot print. Pagi-pagi pas tanggal 9 nempelin foot print di sepanjang jalan menuju FIB. Makasih ka hari :)

Miki: staff acara yang menjadi penghubung dengan SKS, karena miki juga emang anak SKS. Makasih miki :)
Gamal :makasih atas bantuannya waktu bazar dan beberapa kali dateng rapat, ngasih masukan dan ide-idenya.

Ka Widi: PJ Danus yang super semangat. Makasih ka widi:) semangat nyari dana lewat bazarnya, mantap dah. Teriak-teriak pake toanya bu manzilah. Luar biasa dah. Terutama semangat untuk bazar ke 3 yang awalnya udah ngga mau dilaksanain karena SDMnya cuma itu-itu aja bahkan sampe terakhir

Ka Herman:Staff danus, artisnya AF...he3. Dimana lagi ngeliat artis jualan baju bazar, dimana lagi ngeliat artis pake baju bazar, bazar lancar update status pake BB pun lancar. (piss ka herman). Makasih bantuan lo selama ini ya ka :). ledekan untuk ka tyas atau siapapun itu kalo udah lo yang ngomong bikin gw pengen ketawa. Semua itu membuat gw semangat lagi.

Fina: staff danus yang satu ini jarang banget keliatan. Udah sibuk sama urusan kuliah dan jurusan kayaknya. Tapi makasih banget ya fin udah mau menyempatkan diri untuk bantu. Apapun itu udah memberikan semangat ke gw :)

Ka Oki : PJ Publikasi yang punya banyak kegiatan :) Sehingga jarang dateng rapat. Makasih udah menyempatkan diri untuk HUT AF ditengah kesibukan TK, LBI, Ruang Kaca, Wushu, dll. Desain publikasi yang beberapa kali harus diedit, ditambah, atau dikurangin. Desain undangan yang harus diganti nama, dsb membuat Riska ingin belajar adobe atau corel-kah itu. Pokoknya desain dah. Biar ngga repot lagi kalo sekedar mau ngedit nama. Makasih udah menggerakkan staff-staffnya untuk ngebantuin. Makasih juga untuk black forestnya :) Kalo salmah dan diana bisa bilang ,”setelah 20 tahun, baru dapet kue ultah”, Riska juga mau bilang,”Setelah 21 tahun, baru ada yang ngasih Riska black forest”. Makasih ya :)

Diaz : staff publikasi yang bagian desain. Makasih ya udah bantuin. Maaf beberapa kali dibuat agak pusing ngedit desain publikasi. Ditelpon minta tolong edit desain pas lagi tidur siang, diminta ngirim desain mendadak, dsb. Makasih diaz :)

Febi, Yunda, Alique, Winda, dan Nurul à Makasih udah mau bantu nyebarin publikasi. Kalo AF punya kegiatan, bantu-bantu lagi ya :)

Yang ngurusin makanan kita-kita nih...
Di konsumsi ada ka vega, ka neng, ka lina, dan satu lagi ka reza (temennya ka herman).
Makasih ya kakak-kakak :) udah bersedia membantu di konsumsi. Bolak-balik nganterin makanan untuk tamu, peserta, pengisi acara, dan OB. Orang-orang yang berada di belakang panggung, mengatur konsumsi agar semuanya ngga kelaperan he3. Tapi sempet liat acaranya kan meski sedikit?

Di Tranportasi ada Ka Munib dan Ryan.
Makasih ya udah bersedia jadi tukang ojek sementara :). Nganter-nganter publikasi, undangan pengisi acara, ngambil baju bazar, dsb. Ka munib yang udah nganterin nyebar publikasi, yang udah mau bantu nyebar undangan (tapi ngga jadi). Makasih ya :), Riska ngga akan terjun dari jembatan deket SMK Harapan Bangsa cuma karena jadi PO ko Ha3. Makasih untuk Ryan yang bersedia nganterin gw ke beberapa tempat meski kakinya lagi sakit. Makasih ya Yan :)

Ka Jaenal : Makasih ya udah mendokumentasikan acara :) Tapi kali ini foto-fotonya kurang banyak nih.

Bagian terakhir...
Perlap: di perlap sebenernya ada ka izur, ka ican, dan ka zaki. Tapi akhirnya jadi tinggal ka izur deh. Ka ican sibuk sama turnamen basketnya. Sejak beberapa minggu sebelum acara aja udah ngga dateng rapat dan ngga sempet bantu sama sekali sampe acara selesai. Ka Zaki yang lagi sibuk skripsi juga ngga terlalu diganggu. Akhirnya tinggal ka izur sendiri deh. Makasih ya ka izur :). Maaf udah dibuat pusing sama Riska karena permintaan perlengkapan untuk pengisi acara. Riska juga pernah kesel (mungkin udah marah ya?) sama ka izur. Mungkin yang sering kena teguran dari Riska emang bagian perlap. Maaf banget ya...

Ka Chibi dkk. yang ngga jadi menampilkan tari meraknya karena salah satu personilnya ada yang sakit, Ka Abdi, Ka Krisna, Ka Faun, Ka opa, Ka Ucup, Ka Subhi, dan semua yang mungkin belum disebutkan, makasih ya udah membantu kesuksesan acara HUT AF yang ke-11 ini.

Dua orang sahabat gw, Diana dan Salmah, makasih udah memberikan gw masukan, mendengarkan keluh kesah gw, he3. Di kepanitiaan ini juga Riska diajari bagaimana menjadi seorang pemimpin yang harus menghadapi orang-orang yang sudah pasti lebih dewasa dan berpengalaman dari Riska. Kalo kata Salmah,” Itulah yang gw alami saat gw harus memimpin sebuah organisasi yang anggotanya banyak yang lebih dewasa dan lebih berpengalaman dari gw Ris”. Untuk teman-teman, makasih sudah memberikan Riska pengalaman yang berharga. Makasih sudah mengajari Riska banyak hal. Semoga semuanya juga mendapatkan pengalaman yang berharga dari acara ini. Semoga manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak orang. Panitia, peserta, tamu undangan, donatur, senior, pengisi acara, dan semua pihak yang terlibat dalam acara ini.

Semoga acara peringatan HUT AF selanjutnya bisa lebih sukses dari saat ini dan sebelumnya. Dimanapun, kapanpun, dengan siapapun. Let’s Care and Share