Senin, 26 September 2011

Cerita Minggu Siang

Sepulangnya dari team building AF siang kemarin, saat memasuki pintu rumah dan mengucapkan salam. Kudapati mamah terbaring di kasur kecil di ruang tengah, ada bapak dan Indah yang menemani.

Aku: “Mamah kenapa???”, Tanyaku sambil terkejut
Bapak: “Jatoh di kamar mandi”, Jawab bapak.
Aku: “ Kapan? Kok bisa?”
Bapak: “Tadi pas bapak pulang subuh udah jatoh. Katanya gelap matanya, puyeng”.
Aku: *Menahan tangis

Ya Allah…Ada apa lagi dengan mamah? Ingin menangis rasanya saat melihatnya harus kembali merasakan sakit. Baru beberapa hari lalu dia mengumumkan kebahagiaan dan syukurnya setelah sembuh dari sakitnya sebulan lalu serta telah diwisudanya diriku. Namun hari ini aku kembali melihatnya terbaring, menahan sakit karena luka di tubuhnya.

Allah…jagalah ia saat penjagaanku tak mampu melindunginya, sayangilah ia saat sayangku tak cukup untuknya, dan berilah ia kesehatan agar hatiku tenang saat tidak berada di sampingnya. Tidak hanya mamah, tapi juga bapak, adik-adik, dia, dan semua orang-orang yang kusayangi.

Jumat, 26 Agustus 2011

For U

Ada yang berbeda sejak satu minggu lalu. Kami saling terbuka satu sama lain tentang apa yang kami rasakan. Senangnyaaa...
Hanya meminta kepadaNya jika memang ini yang terbaik agar dilancarkan semua jalannya.
Ingin belajar mencintainya karenaNya.
Cinta yang sederhana dengan rasa sayang, ketulusan, kepercayaan, pengertian, perhatian, kesetiaan, dan segala warna dalam rasa ini untukmu dan semoga selalu karenaNya. ^_^

Senin, 15 Agustus 2011

Galau

Bingung...saya sedang bertanya-tanya kepada diri ini, apa yang sebenarnya sedang saya rasakan? beberapa hari ini tidak bisa tidur sebelum jam 12 malam. Saya baru bisa tidur setelah jam 1 atau jam 2 malam. Padahal jam setengah 4 atau paling lambat jam 4 sudah harus bangun. Kadang semua itu membuat saya bangun lebih siang, jam 9 atau 10 pagi. Huaaa...hal yang benar-benar tidak saya sukai. Selain itu saya jadi lupa beberapa agenda. Sejak beberapa hari lalu saya sudah konfirmasi hadir acara buka puasa bersama koperasi mahasiswa FIB hari Senin. Entah mengapa, saya mengiyakan untuk hadir buka puasa bersama dengan teman-teman pejuang skripsi semester 8 di jurusan saya di waktu yang sama. Saya baru menyadari itu malam hari sebelum hari H. Hari ini, saya baru ingat kalau saya harus mengirim pesan ke semua sukarelawan dan anak asuh AF untuk agenda besok sore dan menanyakan kepada anak asuh tentang libur atau tidaknya mereka terkait agenda training hari Sabtu. Seharusnya kedua hal itu saya lakukan kemarin. Entah mengapa saya sama sekali lupa hal itu. Baru ingat sore tadi. Piuh...saya merasa bersalah sempat lupa hal ini. Bagaimana saya bisa lupa dengan beberapa hal yang harus saya lakukan itu. Terlalu lelahkah??? tapi sepertinya tidak. Terlalu banyak yang saya pikirkan kah??? tidak juga. Hmm...mungkin memang ada masanya seperti ini dan sekarang saya sedang mengalami itu. Semoga segera berakhir. Semoga besok pagi semua ini sudah selesai. Saya akan coba menuliskan setiap janji yang telah saya buat. Saya akan memaksakan diri ini untuk tidur lebih awal dan bangun lebih awal. SAYA PASTI BISA!!! PASTI BISA!!! SEMANGAT RISKA!!! Semua akan segera berlalu.

Minggu, 14 Agustus 2011

Cinta, Benci, dan Sayang

Entah untuk keberapa kalinya...lagi-lagi saya post tulisan tentang komentar saya terhadap kejadian di sekitar saya. Ingin rasanya post tulisan ilmiah di blog, tapi belum sempat juga. Hehe...
Kali ini saya ingin bercerita tentang cinta, benci, dan sayang. Hmmm...ya seputar ketiga kata itu. Pertama tentang cinta. Sekitar setahun lalu, saya mendapati senyum kebahagiaan terukir di wajah teman saya. Setiap hari entah berapa puluh pesan singkat diterimanya. Pesan yang berasal dari satu nomor kontak. Seseorang yang mewarnai hari-harinya dengan sebuah rasa yang disebut cinta. Hari, minggu, dan bulan pun berlalu. Sepertinya setiap hari yang dilalui begitu indah. Saling memberikan perhatian, semangat, nasehat, dan banyak hal. Bahkan merencanakan masa depan bersama. Wah...senang melihatnya. Saya hanya berharap apa yang sedang mereka alami dan rasakan akan selalu terjaga. "Kapan ya saya bisa seperti itu?", peertanyaan yang kadang terlintas di benak saya. hahaha...
Beberapa bulan lalu, teman saya itu tiba-tiba bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Masalah yang sedang melanda hubungan dia dengan kekasihnya. Hubungan meraka yang sudah tidak bisa dilanjutkan lagi tanpa alasan yang jelas. Selang beberapa hari setelah dia bercerita kepada saya, hubungan mereka benar-benar berakhir. Dia mengirim pesan singkat kepada saya mengabarkan tentang hal itu. Tidak banyak yang bisa saya lakukan. Menasehati pun, itu bukan hal yang bisa dengan baik saya lakukan. Karena saya sendiri belum pernah mengalami hal itu. Saya hanya bisa berkata, "mungkin itu yang terbaik untuk mereka dan pasti ada yang lebh baik yang sudah disiapkan olehNya". Airmata pun tak hentinya mengalir dari mata indah teman saya itu. Kekasihnya sudah begitu larut masuk ke dalam kehidupannya dan mengisi hari-harinya. Hingga setelah hubungan mereka berakhir, hari yang dilalui teman saya itu terasa sepi sekali. Sedih melihatnya. Hal ini yang saya khawatirkan sejak mereka menjalin hubungan. Saya khawatir melihat teman saya begitu tenggelam dalam perasaanya. Berkali-kali dan tidak bosan saya mengingatkan. Dia pun menyadari hal itu. Tapi jawaban yang saya dapatkan pun tetap sama. Menurutnya dan saya juga agak membenarkan, orang yang sedang jatuh cinta itu kadang lupa akan rasa sakit yang nanti akan terjadi. Mereka terlalu terlena dengan rasa yang sedang mereka rasakan. Yayaya...begitukah teman-teman???
Sekitar 2 hari lalu, teman saya kembali mengirim sms kepada saya. Sms galau (begitulah istilah yang sedang marak digunakan akhir-akhir ini) dikirimkannya kepada saya. Dia bertanya kepada saya, apakah sebaiknya dia membenci mantan kekasihnya itu. Karena dia rasa mereka seolah-olah saling menyakiti. Bingung dan serba salah saya menjawabnya. Saya belum pernah mengalami hal seperti itu dan saya rasa solusi yang akan saya berikan masih dalam tataran teori. Piuh...saya hanya berkata, apakah dengan membenci akan membuat lebih baik? bukan kah ada cara yang lebih baik dari membenci. Dia hanya perlu mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Ikhlas memang tidak mudah dilakukan tapi bukan berarti tidak bisa. Hoho...benar-benr teoritis sepertinya. Tapi saya rasa itu merupakan langkah terbaik. Kami pun saling mengirim pesan singkat dan saya berusaha meyakinkannya agar dapat melewati semua ini dengan baik. Hingga akhirnya dia berkata bahwa dia bisa melakukannya dan cukup dengan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Tapi ada satu hal baru yang pagi ini saya temui ketika sedang berkumpul dengannya. Rupanya dia sudah enggan menyebut nama mantan kekasihnya itu dengan berbagai alasan yang tidak ingin dijelaskannya kepada saya dan teman-teman yang lain. Nama yang sempat melukis senyum di wajahnya, nama yang hampir ada di setiap cerita yang diceritakannya kepada saya dan teman-teman yang lain, nama yang mengisi hari-harinya dengan cinta. Saya jadi bertanya kembali, cinta kah yang mereka rasakan itu???
Melihat semua kejadian itu saya jadi ingat nasehat seorang kakak dan beberapa teman saya. Cinta dan benci itu bedanya sangat tipis. Lebih baik menyayangi. Sayang itu lebih indah, seperti Allah yang menyayangi makhluknya. Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Menyayangi lebih tulus dan lebih luas. Sayang sudah pasti cinta, begitu kata salah seorang teman saya. Jadi mau pilih yang mana?hehehe...Melihat kejadian yang terjadi pada beberapa teman saya dan juga dengan saudara saya sendiri, saya semakin ingin meminta agar keinginan dan doa saya selama ini dikabulkan olehNya. Agar saya bisa menyayangi dan mencintai seseorang itu dengan tulus karenaNya. Saya sendiri belum terlalu paham bagaimana yang disebut mencintai seseorang karenaNya. Tapi saya hanya ingin agar perasaan yang saya miliki untuk orang itu benar-benar terjaga. Agar hal yang dialami oleh teman-teman saya tidak akan saya alami. Agar Dia dan teman-teman yang ada di sekeliling saya selalu mengingatkan saya saat perasaan itu mulai berlebihan. Karena saya tidak ingin ada yang terluka dan semua dapat saling merasakan kebahagiaan. Semoga Allah mengabulkan. :)

Sabtu, 13 Agustus 2011

Tentang"nya"

Beberapa tahun lalu, saat aku masih memakai seragam putih abu-abu, saat aku masih cupu (ngga gaul, norak, ndeso mungkin persamaannya), saat aku baru mengenal novel-novel Islami, atau pun majalah-majalah Islami (begitulah label Islami melekat di beberapa tulisan yang aku baca).
Saat itu aku pertama kali mengenalmu, melalui sebuah cerita tentang seorang perempuan yang menghabiskan sorenya di masjidmu. "Senja di Masjid Biru", judul cerita pendek yang aku baca ketika itu. Cerita yang mampu berkali-kali membuatku meneteskan airmata saat membacanya. Tentang kasih sayang yang tercipta antara seorang perempuan dan kakek pelukis yang belum lama dikenalnya.
Sekitar satu setengah tahun lalu, aku mempelajari bahasa yang dituturkan oleh masyarakatmu. Aku begitu menyukainya. Pernah suatu ketika temanku berkata, saat kita mempelajari bahasa suatu negara, yakinlah bahwa suatu saat nanti kita akan bisa ke negara itu. Keyakinan itu, rasa cinta yang tiba-tiba tumbuh saat itu membuatku penuh semangat untuk bisa bertemu denganmu. Merasakan senja di masjidmu. Oktober tahun lalu, aku berkunjung ke kedutaan besarmu di tanah airku. Berharap tahun ini aku bisa berkunjung ke negaramu, belajar di sana, dan tak lupa mengunjungi kedutaan besarku di negaramu. April tahun lalu, aku mencoba ikut seleksi untuk bisa menghabiskan liburan musim panasku di negaramu selama dua bulan. Namun belum kutemukan jawaban "ya" atas usahaku. Rindu, sayang, dan kehausan untuk menuntut ilmu di negaramu semakin besar.
Pintaku di Ramadhan tahun ini: Allah, izinkan aku belajar di Turki. Aamiin. :)

Minggu, 31 Juli 2011

Selamat Datang Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadhan...
selamat datang Ramadhan. Selamat datang rahmat, berkah, kesucian, limpahan cinta dan kasih sayangNya, dan lautan pahala atas ibadah-ibadah kepadaNya. Sungguh, seluruh umat Islam di dunia ini telah amat sangat merindukanmu, Ramadhan. Semua menyimpan segala rindu, cinta, semangat, dan segala potensi terbaik yang mereka dapat lakukan untuk mengisi perjalanan bersamamu.

Menulis

Sore ini saya melihat status teman saya sebuah situs jejaring sosial tentang "menulis". Dia berkata ingin memenuhi bulan ini dengan menulis, ya...menulis tentang banyak hal. Tulisan itu mengingatkan saya pada sebuah keinginan. Keinginan yang memang sampai saat ini selalu hidup dalam hati dan pikiran saya. Keinginan yang terkadang terbentur oleh berbagai aktivitas sehingga sempat terpinggirkan. Saya ingin menulis. Selalu dan akan selalu ingin menulis. Di bulan ini saya juga ingin menulis. Menulis banyak hal, warna-warni kehidupan saya, hikmah yang dapat saya ambil dari sebuah peristiwa, menulis tentang apa yang saya ingin lakukan, menulis tentang harapan, menulis tentang negara yang ingin saya kunjungi, menulis tentang orang-orang yang saya cintai, menulis Ramadhan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya, menulis tentang semua rasa dan hal yang ingin saya lakukan. Menulis senyum-senyum kebahagian orang-orang yang saya cintai, menulis indahnya silaturahim dengan sesama, menulis indahnya berbagi dengan sesama, menulis luasnya impian yang saya miliki, menulis luasnya hamparan kasih sayang dan nikmatNya, menulis setiap hela nafas, kedipan mata, detak jantung, gerak langkah kaki dan tangan, aroma dunia, suara alam, dan kejernihan pikiran.

Memperbaiki isi dan tampilan blog ini. Hehe...karena dengan menulis, hidup menjadi lebih hidup. Tulisanmu mengalihkan duniaku. :)

Selasa, 26 Juli 2011

Protes

Kali ini saya hanya ingin mengungkapkan protes dalam hati saya. Hehehe...kesal, sebal, atau geregetan entahlah apa itu namanya. Hal itu teradi ketika melihat home di salah satu account situs jejaring sosial yang saya miliki jadi dipenuhi atau sering terlihat post dari dunia percintaan orang-orang di friend list saya. Beberapa bulan/minggu sebelumnya dia menuliskan kata-kata rayuan, romantis, kangen-kangenan, sayang-sayangan, dan beratus atau bahkan beribu gombalan tercanggih mungkin yang kadang benar-benar menimbulkan tawa (haduh...jahat ngga yah saya menertawakan mereka? hehehe). Tapi belum lama ini saya melihat seseorang yang tadinya memenuhi statusnya dengan kata-kata untuk kekasihnya, halaman punya kekasihnya dipenuhi oleh kata2 penyemangat darinya malah berbalik jadi kata-kata yang mengharap, memohon, keputusasaan, atau bahkan caci makian. Piuh...bener-bener aneh. Cinta yang mereka rasakan itu bisa berubah begitu cepat yah? apakah itu cinta yang dilandasi hawa nafsu? bukan cinta karenaNya, bukan cinta yang tulus menerima seseorang itu apa adanya. Tidak hanya dari tulisan-tulisan, terkadang status 'single', 'in relationship', 'married', 'engaged', dan lainnya kadang diubah-ubah seenaknya. Kejadian ini tidak hanya terjadi pada anak-anak SMP, SMA, universitas, bahkan yang sudah bekerja pun seperti itu. Piuh...bener-bener deh, kalau sudah dipenuhi oleh tulisan-tulisan semacam ini saya rasanya ingin me-remove mereka saja. (Hihihi...tapi kadang lucu juga sih. Kok lucu???).

Saya tidak akan merasa terganggu ketika yang menuliskan memang sudah berkeluarga. Kan jadinya senang melihatnya. Wah...romantis ya, wah...harmonis ya, dan blablabla lainnya jika memang mereka sudah menikah. Cintanya memang sudah sah dan wajar saja. Tapi jika masih berpacaran. Hedeh...Ya sudahlah, itu kan pilihan mereka. Mungkin itu cara mereka mengurangi beban yang mereka rasakan, cara mereka berbagi perasaan suka dan bahagia yang ada dalam diri mereka. Sekian protes yang kadang berlarian dalam pikiran saya ketika melihat kejadian-kejadian seperti yang telah saya ungkapkan di atas. hehehe...Mohon maaf kalau ada yang merasa tersinggung.

Senin, 25 Juli 2011

Bunga Kemuning

Beberapa menit lalu, adik bungsu saya tiba-tiba datang ke kamar saya. Dia berkata, "Teh Ika, cariin tugas Indah dong. Ada yang ngga tau, di buku yang teh ika beliin ngga ada". Seperti biasa, sambil ngenet saya cari deh bahan yang dibutuhkan olehnya. Yap...ciri-ciri khusus tentang bunga gitu deh. Pas cari ciri-ciri bunga kemuning tiba-tiba menemukan blog yang isinya dongeng-dongeng. Saya jadi tertarik untuk membacanya. Seruuu ternyata, pertama saya membaca tentang legenda bunga kemuning. Ketika saya lihat judul lainnya di halaman itu semakin membuat saya kagum dengan dongeng-dongeng dan cerita yang lainnya. Berikut dongeng yang saya baca.



Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi di antara mereka.

Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka berpergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?” tanya raja.

“Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata Puteri Jambon.

“Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya.

“Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,” katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya.

“Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu,” kata sang raja. Tak lama
kemudian, raja pun pergi.

Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya. Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. “Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,” kata seorang diantaranya.

“Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!” ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.

“Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!” Kata Puteri Kuning dengan marah.

“Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!” ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puterinya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih.

Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!” kata sang raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya.

“Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata Puteri Kuning dengan lemah lembut.

“Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,” ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya.

Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. “Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!” katanya dengan perasaan iri.

“Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu,” sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka.

“Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!” kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal.

“Astaga! Kita harus menguburnya!” seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi. Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. “Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!” teriaknya.

Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. “Aku ini ayah yang buruk,” katanya.” Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!” Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.

Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. “Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!” kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.

sumber:http://dongeng.org/dongeng/hikayat-bunga-kemuning.html

Dikirim oleh: arnaxxx@ymail.com
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?ref=name&id=1282807008


Masih banyak dongeng dan cerita lainnya. silahkan kunjungi link-nya. Bukan promosi dengan bayaran lho...hehehe. Hanya berbagi saja. Semoga bermanfaat. :)

Selasa, 19 Juli 2011

Dibohongi teman???

Sedih...
sekitar seminggu lalu saya meminta tolong kepada seorang teman. Teman yang saya rasa cukup mampu, ya memang dia memiliki kemampuan dalam hal yang saya perlukan. Hingga akhirnya ucapan terima kasih, ungkapan syukur atas bantuan yang diberikannya kepada saya berubah menjadi sebuah tanda tanya besar bahkan teramat besar. Saya benar-benar tidak menyangka dia melakukannya pada saya. Mungkin tidak perlu saya ungkapkan kepada siapa pun. Saya hanya ingin bercerita kepadaNya. Jika memang apa yang dia lakukan pada saya secara sadar, saya hanya meminta kepadaNya agar teman saya dibukakan pintu hatinya.

Hanya ingin berbagi tentang apa yang saya dapat dari kejadian tersebut.
Jika memang telah menyanggupi untuk membantu teman atau siapa pun itu, bantulah dia dengan sebenar-benarnya bantuan yang kamu bisa berikan. Jika tidak bisa lebih baik bilang tidak. Kalau kamu membantu dengan asal-asalan, tidak sepenuh hati dan akhirnya dia mengetahui apa yang telah kamu lakukan. Pasti dia akan kecewa dan tidak menutup kemungkinan dia akan kehilangan kepercayaan kepadamu. Kalau sudah seperti itu kamu hanya akan menambah masalah bukan menyelesaikan masalah.

Sabtu, 16 Juli 2011

Dialog Singkat

Malam ini...pulang dari Depok, mencari counter pulsa yang masih buka. Yap...akhirnya ada juga di deket rumah. Beli deh pulsa. Saat di penjual pulsa tersebut terjadilah dialog singkat dengan teman kecil saya yang kebetulan sedang duduk di tempat penjual pulsa tersebut.

Teman : Kok sendirian, biasanya dianterin?
Saya : Dianterin bapak? ngga. lagi sendirian aja.
Teman : Bukan, yang pake beat itu lho...
Saya : Oh itu...itu mah ade.
Teman : Oh...pacarnya adenya?
Saya : Iya
Teman : Oh..bukan Ika. Ika mana?
Saya : *nyengir-nyengir aja dah

Dalam hati:
1. Sebegitu miripnya kah saya dengan adik saya??? sampe dibilang yang dianterin itu saya. atau memang sengaja mancing2 jawaban saya yang cuma nyengir2 aja.
2. Ternyata tetangga itu pemerhati juga yah? sampe dianterin sama siapa dan pake motor apa bener2 jelas. ckckck..heu...

Selasa, 21 Juni 2011

Bapak Hebat

Saya tahu sejak beberapa minggu lalu tidurnya tidak lelap. Selalu terbangun untuk menemani istri tercintanya yang sedang sakit. Saya tahu setiap hari dia masih menyempatkan mengantar kedua anaknya, yang bungsu pergi ke sekolah dan anak keduanya pergi bekerja. Saya tahu dia harus bekerja sama dengan anak pertamanya menjaga istrinya yang tengah sakit. Saya tahu dia dengan sangat baik memikul tanggung jawab sebagai seorang bapak dan ibu bagi anak-anaknya selama sang istri sakit. Saya pun tahu semua itu tak mudah baginya.



Pagi ini dia meminta saya mengantar sang istri ke pusat kesehatan masyarakat bersamanya. Tubuh sang istri begitu lemah. Sejak semalam semua makanan yang masuk dikeluarkan lagi dan membuatnya tidak tidur sepanjang malam. Entah karena obat yang tidak cocok atau karena kondisinya yang benar-benar tidak stabil. Dua buah jarum suntik menembus kulit tubuhnya yang lemah. Beberapa bungkus obat pun diberikan oleh petugas kesehatan. Ternyata tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk bergerak. Hingga dibawa ke ruangan istirahat. Dua botol cairan infus pun dihabiskan hingga tengah hari. Saya menjaga di dalam ruangan. Kemudian saat keadaan sudah agak tenang dan dia sudah tertidur pulas saya menemui sang bapak di luar ruangan. Terlihat guratan kekhawatiran di wajahnya. Di sela-sela kecemasannya dia masih sempat menanyakan kepada kepada anak sulungnya tentang tugas akhir sang anak. Percakapan singkat pun terjadi diantara keduanya.



Bapak: Ika, gimana tugas kuliahnya? Masih banyak yang dikerjain?

Anak: Masih pak. Deadlinenya minggu depan. Ya udah biarin aja nanti ika kerjain.

Bapak: Pulang aja udah. Biarin nanti mamah sama bapak.

Anak: Nanti gimana pulangnya. Ngga ada yang bantuin. Udah ngga apa-apa ika temenin.

Percakapan singkat yang membuat sang anak semakin menyadari betapa luar biasa cinta dan kasih sayangnya kepada istri dan anak-anaknya.



Bapak super hebat… Ika sayang bapak. Semoga Ika juga bisa menyayangi keluarga seperti bapak bahkan lebih dari apa yang sudah bapak contohkan.

Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan kasih sayang kepada bapak dan mamah. Semoga Allah selalu melindungi keduanya. Aamiin. ^_^

Jumat, 27 Mei 2011

Filosofi Masjid

Ups...maaf janjinya sedikit tidak ditepati. Abisnya gemes pengen ngepost tulisan ini di blog. Hehe...

Semua masjid selalu segar menyejukan meski mentari menyengat panas di luar sana. Bukan karena pendingin ruangan. Tapi karena atap yang lebih tinggi dari rumah biasa & puluhan jendela terbuka. Sehingga sepoi angin bebas menetap di dalamnya.
Buatlah cita - cita lebih tinggi dari kebanyakan orang. Maka ide dan semangat akan terus memasuki ruang dalam diri. Membuat sejuk hari meski kehidupan di luar sana panas.

dari Gina Najjah Hajidah.

Semoga bermanfaat. ^_^

Sepi

Sesuai judulnya...minggu ini jadi terasa sepi gini yah. Sms ke temen-temen dibalas seadanya kadang ngga sesuai sama harapan. Jadi sedih berasa monolog kadang atau berasa sedang dihindari sama temen-temen, dan berasa dicuekin. hahaha...lebay amat dah saya. Biasanya setiap hari ada aja sms atau telpon dari temen-temen. Dari yang penting sampe yang cuma "nyampah" atau curhat2an. Minggu ini sepi. Huhu...paling ada 1 atau 2 sms sehari. Ya ampun...sepi amat dah nih hp. mungkin lagi minggu UAS yah? Berasa sepi banget deh saya. Hmmm...tapi ngga apa2lah minggu depan saya yang akan menyepi. Biar ngga kaget lagi. Aih...Allah baik banget sama saya. Jadi...temen2 yang biasanya dapet sms "iseng" dari saya bersiap kesepian yah. haha..(PD banget dah). Karena seminggu ke depan saya akan menyepi yang benar-benar menyepi. Jangan harap ada update-an status di FB dan Twitter, sms atau telepon dari saya. Karena saya mau menyepi. Halah...apa sih gw. Kira-kira ada yang merasa kesepian atau merindukan saya ngga yah? hahaha...(ngarep dah). Hasil berbincang-bincang dengan teman di YM. Saya sudah berniat melakukannya. Mungkin YM bisalah tapi itu juga mau saya invis (emang udah biasa invis). Puasa dari jaringan sosial dan alat komunikasi. Gunakan seperlunya saja, bener-bener seperlunya dan yang penting aja. Kalo ada sms penyemangat masuk sih ngga apa2. Diharapkan banget malah (lagi2 ngarep). Mau fokus analisis, menyelesaikan si S, cepet sidang, dan lulus dengan hasil terbaik. Aamiin Yaa Allah.

Jadi...selamat menyepi untuk saya dan selamat menyimpan rindu untuk yang akan merindukan saya. hihihi...
saya hanya akan beredar sampai besok saja (karena ada undangan pernikahan dan syukuran hari lahir teman). Ngepost tulisan di blog terakhir sebelum menyepi. Insya Allah akan saya lanjutkan lagi ketika semua urusan dengan S selesai. Sampai jumpa... Kalo rindu bilang yah ;)

Senin, 23 Mei 2011

Kita, Tulus Bagai Angin

Malam ini mendapat pesan singkat (lumayan panjang sih) dari seorang teman. Indaaaahhhh sekali (menurut saya). Hehe...Semoga dapat memberi manfaat untuk yang membaca. ^_^

Bisakah kita seperti angin?
Memberi tanpa terlihat
Membuat daun menari
Membantu bunga saling tukar serbuk sari

Bisakah kita seperti angin?
Mengajak awan tuk ciptakan hujan
Mengangkat uap air tuk redupkan awan
Menggeser awan tuk tebarkan sinar mentari

Bisakah kita seperti angin?
Memberi kebahagiaan pada dedaunan
Berkarya hujan bersama awan
Memberi kehidupan pada kupu-kupu
Memberi energi pada bunga-bunga

Begitulah sahabat
Tulus memberi tanpa terlihat
Menguatkan di saat lemah
Bersama membuat karya
Memberi kebahagiaan dengan bahasa tanpa kata
Hingga akhirnya kita tetap bisa mendengar gemericik air hujan dan melihat tanah yang basah
Tanpa harus melihat angin yang membuat semuanya terjadi.


Gina Najjah Hajidah



Hmmm...bagussss sekali menurut saya. Angin memang tidak dapat terlihat. Tapi kita dapat merasakan kehadirannya. Mungkin seperti itu juga kebaikan-kebaikan dari orang yang menyayangi kita tidak harus berwujud dan terlihat oleh mata kita. Bukankah kebaikan itu dapat dirasakan oleh hati dan diri kita? Ketulusan, keikhlasan, cinta, dan kasih sayang semua itu tidak selalu memiliki wujud tapi dapat dirasakan kehadirannya.

Minggu, 22 Mei 2011

Tentang si "S"

Siapa sih "S" itu??? hahaha... "S" itu biasanya tugas mahasiswa tingkat akhir. hehe...saat ini sedang dilanda virus galau/stress/pusing/insomnia karena "S". Rasanya ingin kembali ke awal tahun atau semester lalu aja deh (ga mungkin bangetttt).

Sepertinya saya memang kurang fokus, kurang mencurahkan perhatian dan konsentrasi saya ke si "S". Kalau mau ngerjain kebanyakan mencla-menclenya. Kalau OL kebanyakan mainnya. Kalau bicarain kebanyakan ngobrolin yang anehnya. Haduh...gawat deh. Ini yang membuat saya sekarang terlunta-lunta (hayah...lebay). Bimbingan banyak yang ngga dimanfaatkan dengan maksimal. Jadi merasa jadi manusia yang kurang bersyukur, kurang memanfaatkan kesempatan baik yang diberikan. Ya Allah...ampuni aku. Hiks...hiks...

Saya jadi ingat, saya pernah berjanji untuk membuat si "S" menjadi sahabat saya. Saya ingin dia menjadi sahabat yang membuat hari-hari saya bahagia bukan alasan/beban untuk lepas dari dunia normal saya. Tapi saat ini saya malah nyaris melakukan itu padanya. Maafkan saya "S". Terlalu banyak berbicara (mengeluhkah???ya Allah ngga mau). Waktunya tidak lama lagi...Talk Less Do More. Cuma itu yang harus saya lakukan. Terus bergerak... Terus bergerak... Terus bergerak... dan TERUS BERGERAK!!!

Cepat selesai "S"-ku sayang. :)

Selasa, 17 Mei 2011

Terus Bergerak

Teruslah bergerak seperti jantung. Tak butuh disebut-sebut, tak butuh dipuji-puji, dan tak butuh disaksikan. Terus bergerak, terus bergerak,dan terus bergerak. Hingga Allah sendiri yang memutuskan kapan harus berhenti.

Achmad Lutfi

Rabu, 11 Mei 2011

Apa dong judulnya?

Iseng...
belum ngantuk. Ngerjain skripsi ngga kepengen. Sms-an atau teleponan sama siapa? iseng2an sama siapa juga dah udah dini hari gini. Solat malam...itu pilihan tepat sepertinya. Tapi kaki ini tidak begitu ringan untuk melangkahkan kaki ke luar kamar dan mengambil air wudhu. Alhasil menghidupkan laptop, ngga niat FB-an dan twitter-an juga. Ngeblog sepertinya lebih enak. Ngepost2 ngga karuan deh...jadi pengen bilang ke seseorang, "Aku suka kamu". Jiah...apa coba???Udah ah...kayaknya makin ngga jelas nih. Mau berusaha tidur. Semoga bisa bermimpi indah. Mimpi tentangku, tentangnya, tentangmu, dan tentang dunia. Hehehe...
dan semoga hari ini menjadi hari yang indah. Peserta terpenuhi (lagi-lagi berharap tentang hal ini) dan semuanya dipermudah. Aamiin. ^_^
Selamat tidur, Riska. Have a nice dream.

Rumeysa

Sudah dua hari ini setiap pukul 4 sampai 6 sore saya pergi ke Pesona Khayangan. DY5, rumah mungil itu tempat saya mengajar Rumeysa. Anak berusia 7 tahun, dengan mata indah, hidung mancung, kulit putih, dan rambut ikal. Saya menggantikan teman saya Savira yang sedang sakit. Dia memanggil saya dengan sapaan, “Riska abla” yang berarti kak Riska dalam bahasa Turki. Saya mengajarkannya bahasa Indonesia dan membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Sebelumnya Savira pernah bercerita kepada saya bahwa Rumeysa itu manja, kalau belajar minta dipeluk dan dipangku. Ternyata hal itu tidak saja terjadi pada Savira. Hari Senin, hari pertama saya mengajar Rumeysa, dia menanyakan kepada saya kemana Savira abla? Lalu saya menjawab bahwa savira sedang sakit jadi tidak bisa mengajar. Kemudian dia bertanya lagi, “Sakit apa?”, saya bingung menjawabnya. Jika saya bilang sakit tifus dia pasti belum mengerti. Ketika tidak sengaja saya memegang kepada, dia langsung berkata, “Haaa…yaaa”. Yah…mungkin dia menemukan jawabannya sendiri.
Rumeysa adalah anak yang cerdas. Teman-teman saya yang setiap minggu belajar bahasa Turki dengan ibunya pun begitu menyukainya. Yah…dibalik wajahnya yang ekspresif dan penuh semangat itu, ternyata dia adalah anak yang super manja dan romantis. Dia juga suka ngambek. Kalau dia tidak bisa mengerjakan soal atau harus menulis jawaban yang terlalu panjang pasti dia ngambek. Langsung diam, menyilangkan tangan di dadanya, dan meletakkan pensilnya di meja. Alhasil…saya harus merayu dia atau membiarkan dia diam sejenak sambil membelai rambut atau mengelus punggungnya hingga dia sendiri yang memulai belajar kembali. Dia juga sangat suka diperhatikan. Di hari pertama saat saya sedang mengajarnya, tiba-tiba ada bunyi telepon dari handphone saya. Saya kemudian mengangkatnya dan berbicara sebentar. Ternyata dia cemburu melihat saya mengangkat telepon. Dia langsung diam dan memasang wajah kesalnya. Aih…Rumeysa ada-ada saja. Dia juga senang menulis kata-kata di selembar kertas. Dia menulis sebuah surat dalam bahasa Turki untuk Savira dan saya. Mungkin karena merasa dekat dan sering belajar dengan savira, dia menulis sebuah surat dalam bahasa Turki. Dia berkata bahwa dia ingin bersama savira, saya berusaha mendapatkannya ketika savira sakit. Hahaha…dasar anak itu. Padahal beberapa saat sebelumnya dia menulis kata-kata di buku saya yang artinya, kak Riska aku sangat mencintaimu. Kata-kata itu juga telah dituliskan olehnya untuk Savira.

2 Maret 2011

Publikasi HUT ke 12 AF


Publikasi Lomba
Wah...hari ini udah tanggal 11 Mei. Semoga yang mendaftar hari ini banyak dan target peserta bisa terpenuhi. Allah, kabulkanlah. ^_^


Undangan
Berarti udah H-3. Semoga persiapan yang sudah dilakukan selama beberapa bulan menghasilkan kegiatan yang sukses. Peserta terpenuhi, undangan yang hadir banyak, dan semua kegiatan berjalan lancar. Aamiin. ^_^


Lancar...lancar...lancar...
sukses...sukses...sukses...

Let's Care and Share with Anggi Foundation

Selasa, 10 Mei 2011

Mulai Galau (iya kah?)

Jarum jam di kamar sudah menunjukkan pukul 23: 30 malam dan mata ini belum mau terpenjam. Padahal sejak pukul 22:00 saya sudah tidak berhenti menguap. Saya nyalakan kembali laptop. Jari ini pun dengan lancar menari di atas keyboard laptop. Ya…kedua hal itu rupanya membuat saya belum bisa memejamkan mata. Skripsi dan HUT AF. Keduanya benar-benar menyita perhatian saya. Saya sangat khawatir terhadap kedua hal itu. Skripsi yang harus segera saya selesaikan. Ini udah bulan Mei, Ris. Tanggal 10. Ya Allah…saya kan pernah berjanji akan membuatnya menjadi sahabat saya, bukan saya jadikan alasan yang membebani saya. Ke mana saya selama ini. Hari-hari saya di bulan ini akan terkuras untuknya. Sabar ya, skripsiku. Maafkan aku belum fokus kepadamu sepenuhnya. Tentang HUT ke 12 AF. Sampai saat ini masih kekurangan peserta. Berbagai cara publikasi sudah dilakukan, follow up juga sudah, tanggal pendaftaran pun sudah. Lalu apa lagi yang harus kami lakukan agar peserta yang ikut serta memenuhi target???Sedih…kalau sampai peserta yang ikut hanya sedikit. Ya Allah apa yang harus kami lakukan lagi. Besok tanggal 11 Mei dan waktu pendaftaran terakhir. Mungkinkah kami belum berdoa secara maksimal kepadaMu? Aku jadi teringat kata-kata yang sering diucapkan bapak saat aku mulai lalai terhadap kewajibanku yang lima waktu. Bapak selalu berkata, “Usaha aja ngga cukup ka, harus berdoa. Cuma mengandalkan kemampuan kita aja ngga akan cukup, minta sama yang punya segalanya”. Itu kata-kata yang sering diucapkan bapak. Pesan yang nampol untuk saya saat saya mulai lalai. Oleh karena itu, bolehkah aku memohon sesuatu kepadaMu? Aku tahu…Engkau pasti menjawab dengan pasti. Usaha-usaha untuk mengajak ikut lomba telah kami lakukan, ke sekolah-sekolah, ke rumah-rumah, melalui situs jejaring sosial, melalui pesan singkat, telepon, dan sebagainya telah kami lakukan. Engkau pasti mengetahuinya. Kini aku memohon kepadaMu, perlihatkanlah hasil dari usaha kami. Semoga besok banyak yang mendaftar lomba dan target peserta yang kami butuhkan terpenuhi. Kabulkanlah, Ya Allah.

Riska
23: 42

Kamis, 05 Mei 2011

Curhat...curhat...

Labil...Galau…aih…ngga suka mendengar kata-kata itu
Semua yang ada di pikiran saya saat ini hanya tentang skripsi dan HUT AF. Mikirin HUT AF males ngerjain skripsi. Ngerjain skripsi…pusing terus lari ke HUT AF deh. Hahaha…
Skripsi..oh skripsi…setiap detik dan helaan nafas ini selalu mengingatmu (upsss…kesalahan berbahasa kayaknya nih? Biarin deh biar katanya puitis dikit). Huhu….sebenernya yang paling sulit itu bukan bahasannya. Tapi konsistennya. Konsisten buat baca bahan, konsisten buat ngetik, konsisten buat meluangkan waktu khusus untuk mengerjakannya, konsisten bimbingan…ya intinya konsisten, Ris. Ayo…udah tanggal 5 Mei nih. Ada orang tua yang mengharapkan lo cepet lulus, meringankan beban mereka dan membantu mereka, ada adik-adik yang mengharapkan kakaknya sukses, ada sahabat-sahabat yang selalu mendukung, ada dosen yang berkali-kali menganggap lo udah lulus bahkan pembimbing akademis pun mengira lo udah nikah. Hedeh…Semangat lah pokoknya untuk wisuda September 2011.
Kepanitiaan HUT ke 12 AF. Ya ampun…kenapa pesertanya sampe saat ini masih sedikit. Di mana yang harus diperbaiki??? Panitianya kah kurang mensosialisasikan? Rasaan udah deh. Komunikasinya kah kurang berjalan lancar? panitianya kurang kompak???Rapatnya kah kurang banyak/sering. Piuh…jadi inget tahun kemaren saat gw jadi ketua pelaksananya. Riweuh lamun ceuk urang sunda mah. Alhamdulillah…punya staff2 yang kompak, yang semangat, yang bersedia dibawelin sama ketuanya, yang merasa tertekan sama tuntutan ketuanya, yang bentar-bentar rapat (meskipun ngga sebanyak HUT ke 10 dan sesedikit HUT ke 12 kali ini). Entahlah…tahun ini saya merasa beberapa hal yang saya rasakan di tahun lalu mulai memudar. Huhu…Merindukan semua itu (lebayyyy ga nih?)
Tahun ini…
Dari mulai bazaar yang dateng itu-itu aja. Personil tetap tahun kemaren. Ka Widi, Ka Herman, Diana, Salmah (beberapa kali ikut setelah pulang dari Bali). Riska tahu semua punya kesibukan. Ada teman-teman yang berusaha mencari sumbangan baju meskipun jarang hadir. Tapi tahukah teman, kehadiran kalian memberikan semangat, ruh-ruh kebersamaan itu dapat terbangun, kita butuh kebersamaan itu, kebersamaan akan menguatkan kita. Tapi tahun ini itu masih berlangsung. Bahkan mungkin makin parah. Hal itu ngga cuma dirasain pas bazaar tapi juga rapat. Meskipun udah ada anak-anak SMP dan SMA (anak asuh) yang hadir. Bisa dilihat absen kehadiran rapat. Kehadiran itu memberikan dukungan, menguatkan kita satu sama lain. Itu yang Riska rasain. Di kepanitiaan jurusan yang cukup besar Riska udah merasakan itu. Sebuah acara sukses kalau kita saling mendukung, bahu-membahu membuatnya menjadi sukses. Meskipun dana yang ada ngga seberapa, kalau kita bersama-sama ide-ide kreatif pun bisa bermunculan, semua masalah yang ada kita atasi bersama.

Tanda baca dan EYD ngga bener kayaknya nih. Namanya juga curhat. Setulis2nya aja deh.

Selasa, 19 April 2011

Ucapan ultah ke 22

Slmt ulang tahun riska..Karna cita2nya lg byk nih, mudah2an semua dilancarkan dan dpt hasil terbaik. Aminn. Sukses selalu. Ka Herman 00:02:08

Riska sayang, selamat ulang tahun. Terima kasih telah menjadi Riska yang begitu baik selama ini. Terima kasih atas segala cinta dan kebahagiaan yang telah kau beri. Di usiamu yang ke-22 ini, smeoga berlipat segala berkah, semoga bertambah segala nikmat, dan semoga berlimpah segala cinta. Tetaplah menginspirasi kami, sahabatku tersayang.. :) Diana 00:02:18

Riska…
Miladuki sa’id..
Smoga slalu dlm keberkahan, kebahagiaan, dn perlindungan Allah Swt yaah..aamiin..wish u all the best :) Rahma 00:05:33

Selamat bertambh usia riskaku sayangg :). Salmah 00:07:35

Met ultah ya risk. Alhamdulillah. Moga panjang umur dan skripsinya cpt kelar dgn nilai A+. Ka Munib 00:14:29

Bazar spesial di hari ahad. Obral cinta dan kaish sayang utk Riska yg plg peduli dan slalu berbagi dari para sahabat. Semoga dari semua yg Riska cita2kan, Allah berikan yg tbaik utk kamu. Selamat tlh mgenapi umur msh dlm nikmat iman dan sehat. Reza (Izur) 03:18:04

Jangan menjadi pohon yang kaku yang mudah patah. Jadilah bamboo yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin. Happy B’day 2 Rizka ke-22. Semoga tercapai cita~cita yang kau gapai dan impikan. Ka Tyas 04:54:56

Ass. Riska, For you: “Ya Allah, smoga wanita yg bernama Riskawati yg hr ini berulang tahun mnjd wnta yg smkn cntik, kuat, sabar, sehat, pnjng umur & disyngi bnyk org. Tolong&tingkatkan khidupan’a.Begitupun jika dia melangkah, selamatkan dia”Amin. Happy b’day Riska, all the best for you :) _Noviras_ 05:51:24

Riska…Miladuki said..Wish u all d best..Mkin baik tiap tahun yak.. Uu 05:54:12
Happy bday riska, wish u all the best y..Mdh2an smua yg riska impkn tcpai. Amin. Kak Lina 06:58:17

(Nyanyi) “Happy birthday to U. Happy birthday to U. Happy birthday, happy birthday, happy birthday to U . :) SELAMAT ULANG TAHUN RISKA. Smga sukses di sisimu :) Ryan 07:40:00

Aslm..Slmt ultah riska :) Umur genap bkurang sthn, semoga segala ssuatu jd lbh baik lg, sukses dunia-akhirat..amien. Indah 08:05:07

Ka riska cantik, selamat hari lahir yaaa :) seoga sehat dan sukses selalu, dilimpahkan segala nikmat, berkah oleh-Nya, dan cinta yang bermanfaat selalu jadi milikmu ^_^ Semangaaaaaat! Esa 08:19:39

Met milad, Riska..Mdah2an semua doa yg baik tkbul..Amin. –dyah- 08:52:28
Dirgahayu riska, smoga sukses selalu ^^ Ka Neng 08:55:37

Met milad ya…Smoga dberkahi &dirahmati, serta mendpatkn yang terbaik yg diinginkan..Amin…:) Ka Vega. 09:24:41

Happy happy happy birthday and everyday, Riska…Semoga dilancarkan urusannya oleh Allah swt, panjang umur, sehat selalu dan bahagia. Muach muach muach… Ice 10:43:00

Ka. Met ultah ya. Smoga kuliahnya lancar ya hehehe :D 11:33:38

Dear my sister beloved,,,,,,salam sejahtera dan berbahagia selalu. Dihari yang berbahagia ni, semoga semangat dan kesuksesan kan mendampingimu dalam perjalanan bertambahnya usiamu…met ulang tahun ya ka 11:56:46 Ka Jaenal

Med milad riska..moga smua apa yg dicita2kan t.capai n sukses selallu..amiin… Idah 12:31:31

Aslm. Ris ris…miladuk sa’idah…smg smwa hajat trkabuul..amiin amiin ReFa 12:44:30

Kak Riska…met milady a…semoga hidupnya barokah..amiiin.. Anita kopma 13:00:13

Baiklah special untuk Riska, Cinta dan Kasih Sayang dari butik ternama, dirajut handmade, disetrika lalu dibungkus plastik. Diantar khusus pake kuda kencana. Have a nice day! Ka Izur 13:24:48

Met milad rieskaaaa :D Semoga sisa umurnya semakin bermanfaat, dilapangkan rizkinya, dimudahkan ikhtiarnya, & sllu dilindungi Allah Swt..amiiin ^^ Yayan 16:08:40

Slmt ulang taun kakakku ^_^ smoga apa yg kamu cita2kan trcapai, smoga kita sama2 dpt mngukir snyuman bangga d wjah orang tua qta..Sukses slalu! ^_^maaf ni hadiahnya nysul y..Blm tgl 24..Hehe.. Hikma 23:53:16

Jika sja ku mmlk mrpati, mk scrk krtas mungil tu tlh da djndl kmrmu. Jika sj ak mmlk 2 syp aku sdh smpai dan mgtuk pntu rmhmu..Tp ak tak mmlk kduany..Hya Sbuah sms sdrhn smg tk hany mgetrkn pnselmu tp jg jndla pnt htimu. Iznkanlh ia msk mski skjp tuk mggmakn kata “met hari lahir riska sayank”smga kebrkhn dan kskssan mnytaimu..krna g bs ngcpin yg prtm jd pgn yg ngcpn trhir :-)Nurul 18 April 00:06:17


Alhamdulillah. Terima kasih banyak kepada teman-teman semua. Terima kasih atas ucapan, doa, perhatian, dan cinta kalian semua untuk Riska. :)


tüm kalbimle teşekkür ederim (Thank you with all my heart)

Minggu, 17 April 2011

22

Jarum jam itu perlahan bergeser. Mengganti hari, tanggal, minggu, meskipun masih di bulan yang sama. Usia yang bertambah (atau mungkin berkurang), tanggung jawab yang pastinya bertambah, kedewasaan yang harus bertambah, rasa syukur, dan kebaikan (dan kuharap bukan dosa) yang harus terus bertambah. Allah…kutatap pergantian waktu malam ini. Kini 22 tahun usiaku. Beberapa ucapan masuk ke telepon selularku dan beberapa ucapan pun bermunculan di account situs jejaring sosialku. Ya…harapan dan doa yang baik mereka panjatkan untukku. Kuharap Engkau mengabulkan semua yang mereka sampaikan dan kembalikan doa itu pula untuk yang mendoakan.
22 tahun lalu, di tanggal yang sama. Senin, 17 April 1989, 10 Ramadhan 1409 Hijriah. Seorang perempuan belasan tahun mempertaruhkan hidupnya demi melahirkan anak pertamanya. Seorang laki-laki dengan tubuh tinggi tegap dengan wajah khawatir menantikan kehadiran anak pertamanya dan bersiap mengumandangkan adzan di telinga si bayi. Ya…22 tahun lalu. Kehadiran anak itu dinanti. Hingga akhirnya kehadirannya mampu melengkapi keluarga mereka. Sesaat setelah kelahirannya, mengubah hidup seorang istri menjadi ibu, seorang suami menjadi bapak, dan orang tua mereka menjadi kakek nenek. Waktu begitu cepat berlalu.
Hari ini…22 tahun usianya. Kini dia sedang menyusun tugas akhirnya di sebuah universitas yang membawa nama bangsa. Beberapa hari lalu ia melalui sebuah proses wawancara di sebuah kedutaan besar, untuk mencapai salah satu impiannya belajar di belahan benua Eropa. Beberapa bulan lalu ia kehilangan kakek tercintanya, yang kini disemayamkan di samping makam nenek yang 9 tahun lalu sudah mendahuluinya. Dia yang sejak semester kedua di tahun lalu menyimpan perasaan suka pada seorang laki-laki yang sudah lama dikenalnya. Dia yang begitu menyukai keindahan alam ciptaanNya, dia yang menyukai kedamaian, dia yang ingin selalu menumbuhkan kasih sayang dan cinta kepada orang-orang yang dekat denganNya, dia yang begitu mencintai kedua orang tua dan adik-adiknya, dan dia yang ingin semakin dekat dan dicintai olehNya.
Dia yang beberapa hari lalu membaca sebuah tulisan yang dibuat temannya. Sebuah tulisan yang akhirnya membuatnya mengerti bahwa hari ini bukanlah hari istimewa untuknya. Hari ini justru hari untuk sang ibu. Hari ini adalah hari lahirnya ibu. Hari ini adalah hari istimewanya ibu. Jika hari ini kugunakan untuk merenungi kesalahanku di waktu sebelumnya, mengucapkan syukur atas segala pemberianNya, dan memperbaiki diri untuk kehidupan selanjutnya, meminta hadiah kepada orang-orang dekat atau bahkan mentraktir teman-teman. Bukankah itu sama saja dengan hari biasa? Bukankah semua itu bisa kulakukan setiap hari, setiap detik dalam kehidupanku tanpa harus menunggu hari istimewa ini. Setahun sekali bahkan. Hari lahir hanya sebuah moment, kawan.
Terus meneruslah bersyukur dan memperbaiki diri. Dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat yang telah diberikanNya. Terus meneruslah berusaha menggapai cintaNya karena dicintai oleh Sang Pencipta adalah segalanya. (sebuah ringkasan ucapan ulang tahun dari seorang teman).
Dia yang selalu berharap kebaikan mengelilinginya dan dicintai olehNya. 
Riska

Kamis, 14 April 2011

Setangkup Doa dan Pesan Cinta untukNya

Allah, jika semua impian yang aku inginkan, jalan yang aku lalui, usaha yang aku lakukan semua adalah yang terbaik menurutMu untukku, untuk agamaku, untuk orang-orang di sekitarku maka mudahkanlah semua prosesnya, terangilah jalannya, dan bimbinglah aku menuju jalan itu.

Selasa, 12 April 2011

Monolog

Kamu mencintaiku? kamu ingin bersamaku? Kamu ingin mendapatkanku?
Kalau begitu biarkan aku bertanya kepadamu.
Kamu tahu siapa aku? apa yang kamu ketahui tentang diriku? apa yang kamu suka dariku? apa yang akan kamu lakukan untuk mendapatkanku? sejauh apa usaha yang telah kamu lakukan untukku?

Yap...dialog singkat dalam hati ini. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul saat aku harus menjawab perasaanku sendiri. Perasaan terhadap impian-impianku. Impian untuk belajar bahasa di sebuah negara yang namanya tercatat dalam sejarah Islam, Turki. Impian untuk menghasilkan sebuah skripsi dengan nilai A serta impian-impianku lainnya. Aku harus mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. Allah, peliharalah semangat ini agar selalu bersamaku, biarkanlah ia menemaniku berjuang menemukan jawaban-jawaban itu, dan menggapai semua impianku. Allah, Engkau tahu yanng terbaik untukku. Terangilah jalan terbaik menurutMu, mudahkanlah jalannya, dan kuatkanlah perjuangannya.

Selasa, 05 April 2011

April's Tulip in Turkey

Everybody thinks that tulips come from Holland. Actually, Tulips are native to Central Asia and Turkey. In the 16th Century they were brought to Holland from Turkey, and quickly became widely popular. Today Tulips are cultivated in Holland in great numbers and in huge fields. Dutch bulbs, including tulips and daffodils, are exported all around the world so people think that it's originated from there as well. In fact many cultivated varieties were widely grown in Turkey long before they were introduced to European gardens.

In the 17th century the overgrown interest and high popularity of Tulips brought a sort of "Tulipmania" in Holland. Especially in 1637 bulbs were highly praised and prices gone up day by day reaching extraordinary numbers. Bulbs were sold by weight, usually while they were still in the ground. Some examples could cost more than a house at this time. The Dutch government unsuccessfully tried to outlaw this commerce but couldn't do anything to stop it, the trade was all about access and demand. But the end of the game came quick: Over-supply led to lower prices and dealers went bankrupt and many people lost their savings because of the trade, and the tulip market crashed.

Also in the Turkish history tulips played an interesting role. The period in our history between 1718-1730 is called the "Tulip Era", under the reign of sultan Ahmed III. This period is also expressed as an era of peace and enjoyment. Tulips became and important style of life within the arts, folklore and the daily life. Many embroidery and textile clothing handmade by woman, carpets, tiles, miniatures etc. had tulip designs or shapes, large tulip gardens around the Golden Horn were frequented by upscale people, and so on. Also, the first printing house was founded by Ibrahim Müteferrika in Istanbul. The Tulip Era was brought to an end after the Patrona Halil revolt in 1730, ending with the de-thronation of the Sultan.

The botanical name for tulips, Tulipa, is derived from the Turkish word "tulbend" or "turban", which the flower resembles. It's considered as the King of Bulbs.

There are early, mid, and late blooming varieties of tulips. They come in a huge variety of bright colors, including white, yellow, pink, red, black, purple, orange, bi-colors, and more. There is a profusion of mixed colours to select from, too. A special breed from Manisa is called as Anemon.

Tulips should be planted as soon as they are purchased in the Autumn. But they can also be forced to bloom indoors during winter months. After blooming, let the plant continue to grow until it dies off. During the post bloom period, the plant is sending energy to the bulb to store for use next spring.


http://www.allaboutturkey.com/tulip.htm

Minggu, 03 April 2011

Medical Check Up

Hey…saya mau cerita tentang pengalaman Medical Check Up. Hari Jumat, 01 April 2011 lalu saya melakukan medical check up di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Timur. Dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 150.000,00, saya sudah bisa melakukan tes darah lengkap, urine lengkap, rontgen, dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum.
Pukul 10.00 saya sudah tiba di rumah sakit itu. Saya berangkat sendiri. Ketika tiba di rumah sakit saya langsung menuju meja security untuk menanyakan lokasi medical check up. Seorang bapak yang menempati tempat itu pun akhirnya memberikan petunjuk lokasinya kepada saya. Kaki saya segera melangkah ke tempat tersebut. Pintunya tertutup dan tidak ada petugas di depan meja informasinya. Saya kemudian mengetuk pintunya. Terdengar suara seorang perempuan dari arah dalam. Rupanya seorang perempuan petugas ruang medical check up. Dia yang kemudian mengantarkan saya ke kasir untuk melunasi pembayaran terlebih dahulu, ke laboratorium untuk ambil darah dan urine, rontgen, dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum. Sebelum melunasi pembayaran, petugas tersebut meminta saya mengisi data terlebih dahulu. Selesai mengisi data saya diajak menuju kasir untuk melunasi pembayaran. Selesai melunasi pembayaran saya diminta menunggu sekitar 3 menit di depan ruang medical check up. Petugas tersebut akan mendaftarkan tes darah dan urine saya ke laboratorium terlebih dahulu. Sambil menunggu saya membuka-buka hp dan facebook. Hehehe…menghilangkan ketakutan saya akan jarum suntik dan segala yang berbau pemeriksaan itu. Karena saya takut jarum. Terakhir tubuh saya disentuh jarum saat saya kelas 5 SD. Karena takutnya saya terhadap suntikan, saat saya kelas 1 SD, nenek saya datang ke sekolah ketika saya akan disuntik beliau ingin meminta izin kepada guru saya agar saya tidak disuntik. Meski akhirnya kedatangan nenek terlambat. Tusukan semut jarum itu telah berhasil menembus paha Ika kecil. Huhu…sakitnya. Hingga seminggu setelah itu saya harus digendong bapak ketika hendak ke kamar mandi dan dibantu saat berjalan, diantar ke sekolah. Aih…berlebihan sekali rasanya saya saat itu. Mungkin stress karena dipaksa. Hahaha…
Medical check up pun dimulai. “Mba Riska, ambil darah dulu ya” suara petugas MCU memecahkan kenangan masa kecil yang saya sedang panggil kembali. Saya pun masuk ke dalam laboratorium. Saya mengulurkan tangan saya. Petugas lab meminta saya menggulung lengan baju saya. Saya diminta mengepal tangan saya, kemudian petugas mengikat dengan sebuah alat, menentukan bagian yang akan diambil darahnya, mengolesi alcohol, mengambil jarum, dan ketakutan itu pun dimulai. Saya memejamkan mata dan memalingkan wajah saya dari pemandangan menakutkan itu. Dan…ternyata tidak terasa. Hanya seperti gigitan semut dan seketika tabung sangat kecil sudah dipenuhi darah saya. Hahaha…Sukses. Saatnya mengambil sample urine. Kantong urine pun saya ambil. Selesai kantongnya terisi, saya menyerahkannya ke bagian laboratorium. Perjalanan selanjutnya adalah rontgen.
Saya diajak ke gedung yang berbeda dari gedung pertama. Saya diminta mengganti baju saya dengan baju rontgen dan diminta melepaskan pakaian atas saya. Hmm...sereeeemmm. Dalam sekejap saya pun mengganti pakaian saya dengan pakaian rontgen. Saya diminta bernafas normal dan menahan nafas sekitar 3 kali. Ya…selesai. Kata petugasnya. Saya segera mengganti pakaian saya yang semula. Kemudian menuju proses selanjutnya.
Pemeriksaan fisik oleh dokter umum. Sebelum masuk ke ruangan dokter, ada suster yang memeriksa tekanan darah saya, berat badan, dan tinggi badan terlebih dahulu. Karena masih ada pasien, saya diminta menunggu. Sekitar 5 menit saya menunggu, akhirnya tiba giliran saya. Yap…dokternya cewe dan berjilbab. Alhamdulillah. Di ruangan itu, dokter menanyakan tentang riwayat penyakit yang saya pernah alami, pernah dirawat di rumah sakit atau tidak (tidak), penyakit berat (tidak), dan lain-lain. Kemudian saya diminta berbaring di tempat pemeriksaan. Denyut jantung, telinga, mata, tenggorokan, perut, kaki, dll diperiksa oleh dokter itu. “Sudah”, Ucap dokter kepada saya. Kemudian dokter menuliskan beberapa point hasil pemeriksaan yang saya sendiri tidak tahu apa isi tulisannya karena terlalu kecil. “Sudah selesai, ini tolong kasih suster yang di depan ya Mba Riska”, pesan dokter.
Selesai…akhirnya saya sudah menyelesaikan medical check up saya yang pertama. Oiya, saya juga sudah mengajukan tes golongan darah sekalian. Karena saya memang belum pernah periksa golongan darah. Hehehe…parah banget sih karena tidak suka mendengar kata jarum suntik dan darah. Alhamdulillah, Allah selalu memberikan saya kesehatan dan membuat saya tidak akrab dengan kata-kata itu, dan tidak membuat saya harus berhubungan dengan kata-kata itu.
Ada satu hal yang membuat saya jadi ketagihan. Ups….bukan ketagihan juga sih. Saya jadi ingin melakukan pemeriksaaan kesehatan yang lebih lengkap, yang paling lengkap malah. Agar saya bisa memantau kondisi kesehatan saya. Medical check up memang perlu dilakukan secara rutin. Semoga Allah melimpahkan rezeki untuk melakukan MCU yang lain. Minimal setahun sekali dari brosur yang saya baca. Kesehatan itu penting, karenanya jaga kesehatan ya!

Kesal dan Marah

Hati kita tidak akan terluka oleh apapun jika kita tidak pernah mengizinkannya.
Selalu dan selalu saya mencoba melakukan itu. Tapi saya tetap manusia yang pasti pernah merasa kesal, marah, kecewa, ataupun sakit hati. Kadang menyesakkan jika kesal, marah, kecewa, ataupun sakit hati pada seseorang bagi saya. Sakit hati atau kecewa mungkin amat sangat jarang dirasakan. Tapi kesal atau marah bisa dikatakan beberapa kali terjadi bahkan sangat dekat. Piuh...taukah...saya sangat sedih ketika harus membiarkan hati ini merasakan marah atau kesal pada seseorang. "Kenapa marah ka? ngga apa-apa kok. Jangan membebani hati dengan marah atau kesal pada seseorang". Itulah kata-kata yang saya ucapkan pada diri saya sendiri saat saya mengalaminya. Sepertinya bukan tidak bisa, tapi saya yang belum bisa merelakan menerima begitu saja perlakuan egois seseorang atau perkataan seseorang yang tidak berkenan di hati saya. Akhirnya kadang saya menangis karena telah kesal atau marah kepada seseorang. Kenapa saya harus membiarkan itu terjadi.
Saya masih harus banyak belajar. Belajar membuat hati ini sehat.

Rabu, 30 Maret 2011

campur aduk

Galau???ah...apa benar saya sedang merasakan itu. Perasaan ini rasanya benar-benar campur aduk, tidak karuan, aneh, kacau, huhu...
MengingatNya hati akan menjadi tenang. Begitu yang biasa saya dengar.
Malam ini hanya ingin mengingatNya, ingin bercerita kepadaNya tentang bermacam-macam rasa yang sedang saya rasakan. Huaaaaaaa....ingin sendiri, menangis dan teriak.

Senin, 28 Maret 2011

22 days to 22nd

Hayooo…ada yang tau maksud 22 days to 22nd? Itu adalah sebuah judul yang saya juga masih belum memutuskan untuk judul apa. Judul perjalanan saya selama 22 hari? Atau judul sebuah cerita? Judul sebuah cerpen, novel, sejarah, ah…entahlah. Yang pasti saya mendapatkan inspirasi (inspirasi apa mencontek ya?) itu dari seorang pembawa acara infotaiment yang membuat program 25 hari menuju 25 tahun untuk ulang tahunnya. Yap…saya membuat judul itu dengan maksud 22 hari menuju 22 tahun usia saya. Hehe..
22 days to 22nd. Saya sudah menuliskan target-target perubahan yang akan saya lakukan. Saya sudah bercerita padaNya tentang rencana saya ini. Sekali, dua kali, bahkan teramat sering. Dia pasti mengetahui isi hati saya. Saya ingin membuat 22 hari itu menjadi hari-hari yang istimewa. Ada hal yang masih membuat saya bertanya-tanya. Sebenarnya 22 harinya itu dimulai dari tanggal berapa ya? 26 Maret apa 27 Maret. Hmmm…tanggal berapapun itu. 2 tanggal itu sudah sangat berarti bagi saya. 26 Maret saya memperoleh formulir summer course ke sebuah negara yang sudah saya impikan sejak setahun lalu. "Sebentar lagi, Ka. Allah sedang menuntunmu" ucap saya dalam hati. Alam bawah sadar saya pun sudah merekamnya dengan jelas. Selama dua tanggal itu pula saya layaknya sebuah detektif. Seorang detektif handal dan istilah jinak-jinak merpati tiba-tiba terucap dari seorang sahabat saya. Lagi-lagi saya tidak terlalu menanggapi serius kata-kata itu. Ruang dalam pikiran saya semakin dipenuhi dengan keinginan merealisasikan mimpi ke negara itu bahkan skripsi saya jadi tersingkirkan sejenak.
Hari ini…28 Maret 2011, saya berhasil menamatkan membaca sebuah novel karya Tere-Liye, “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” sebanyak 254 halaman. Sejak pagi saya membacanya, di kamar, di angkot, di bangku antrian saat hendak meminta surat keterangan sehat di PKM UI, dan akhirnya saya menyelesaikan bacaan itu di sebuah kursi panjang berwarna coklat tua buatan bapak di ruang tamu. Banyak hal yang saya dapatkan membaca buku tersebut. Pikiran saya tiba-tiba membuat sebuah gambar imajinasi yang indah…
Saya adalah seorang mahasiswa program studi Arab, saya sedang menyusun sebuah skripsi tentang bahasa Ibrani yang dipakai sebagai bahasa resmi di Israel, saya sedang melengkapi aplikasi dan bersiap merealisasikan mimpi saya untuk summer course ke Turki, dan saya sedang membaca sebuah novel yang bagian cerita didalamnya menceritakan tentang seorang anak perempuan yang mendapatkan beasiswa ASEAN untuk bersekolah di Singapura. Yap…saya membuat sebuah gambaran di pikiran saya tentang semua itu. Bahwa Negara-negara yang ada dalam gambaran di pikiran saya itu harus saya kunjungi. Saya meminta kepadaNya agar saya dapat menginjakkan kaki merasakan cerita-cerita tentang negara-negara tersebut seperti yang pernah saya baca. Insya Allah…Allah pasti akan memeluk mimpi-mimpi saya.
Lalu apa yang saya dapatkan dari membaca novel tersebut…
Ah…entah mengapa saya selalu tidak menyukai segala hal yang berakhir dengan kesedihan. Dalam cerita itu seorang anak perempuan harus menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa memiliki orang yang dicintainya. Bukan karena orang itu tidak mencintainya. Tapi karena orang yang mencintainya tidak berani mengatakan tentang perasaan cinta itu kepadanya. Padahal orang tersebut sudah bisa membaca isyarat yang diberikan anak perempuan itu. Piuh…bagian ini benar-benar tidak saya suka. Hingga akhirnya segala puzzle perasaan yang disembunyikan sekian lama itu tersusun membentuk jawaban. Jawaban yang benar-benar tragis. Entah karena faktor usia mereka yang terlampau jauh sehingga laki-laki itu tidak menyatakan perasaannya. “Ah…padahal hanya 14 tahun, mama sama bapak saya aja 16 tahun”, gerutu saya. Apakah karena si laki-laki dalam cerita itu menganggap perempuan itu sebagai adiknya?. “Perasaan cinta itu bisa muncul pada siapa aja. Jadi kenapa harus menolak dan tidak mengakuinya sih. Hei…bohong kalau ada yang bilang mau membohongi diri sendiri. Mana bisa membohongi diri sendiri”, uraian panjang itu tiba-tiba hadir dipikiran saya. Ups…bukan bermaksud mempengaruhi pembaca yang lain. Itu hanya ungkapan kontra dalam pikiran saya. Semua yang terjadi sudah tentu adalah skenario yang terbaik yang dibuat olehNya. Meskipun tidak sesuai dengan harapan manusia tapi itu adalah yang terbaik yang sudah digariskan Sang Pencipta. Tentunya skenario yang ada dalam cerita itu pun adalah fenomena yang terjadi di kehidupan nyata walaupun tidak sama persis.
Tunggu dulu…ada bagian yang saya suka, saya bisa merasakan dan membayangkan tempat-tempat yang disebutkan dalam cerita dengan jelas. Ya…karena kota yang dipakai dan tempat yang disebutkan saya jelas mengetahuinya. Toko buku, kampus yang hijau, jalan, dan pemakaman. Oiya, ada sebuah kalimat yang cukup menarik perhatian saya “Lebih baik menikah dengan orang yang mencintaimu”. Jadi ingat juga pesan salah satu kakak yayasan saya yang sebentar lagi menjadi seorang ibu. lebih baik menikah dengan orang yang mencintai kita. karena rasanya lebih istimewa, Ris. Yap...begitulah kira-kira ucapan yang disampaikan kepada saya sekitar hampir satu tahun lalu. Nah…hehehe soal cinta lagi deh. Saya tahu jodoh saya sudah ditentukan olehNya. Saya juga tahu laki-laki itu adalah yang terbaik yang diciptakanNya untuk saya. Tiba-tiba, ada sebaris kalimat yang ingin saya tambahkan tentang jodoh dalam doa saya. “Saya memohon diberikan seorang laki-laki yang mencintai saya”. Laki-laki yang Insya Allah akan menjadi yang pertama dan terakhir untuk saya. Karena saya selalu meminta kepadaNya, jika saya nantinya akan mengalami yang namanya pendekatan atau pacaran kah itu…saya menginginkan orang itu menjadi yang pertama dan terakhir untuk saya. Senyum-senyum sendiri saya memikirkan hal ini. Hehe…
Hush…balik lagi ke judul awalnya. 22 days to 22nd . Jadi sebenernya udah tinggal berapa hari lagi menuju 22 tahun ya?hitung-hitungannya terserah aja deh. Yang penting hari-hari yang saya lalui sudah menuju kepada 22 tahun usia saya, 22 tahun saya diberikan kesempatan menikmati setiap detak jantung dalam tubuh saya, 22 tahun mata ini mampu menatap dunia mengagumi semua ciptaanNya, 22 tahun merasakan cinta dari makhluk-makhlukNya, 22 tahun menginjak bumi hasil pahatan paling sempurna dariNya, semua nikmat dariNya yang tidak bisa dituliskan oleh air laut di seluruh dunia ini jika digunakan sebagai tinta untuk menuliskannya. Semoga tahun ini dengan usia yang semakin berkurang untuk hidup di dunia ini saya menjadi semakin baik dari sebelumnya, semakin bersyukur kepadaNya, menggunakan usia saya untuk hal yang bermanfaat sehingga usia ini menjadi berkah, mencintai makhluk-makhluk ciptaanNya dengan tulus karenaNya.

Riska
28 Maret 2011 21:37
sambil sesekali melihat mama dan bapak yang sedang asik menikmati tayangan televisi bersama. Dua orang yang sangat berarti dalam kehidupan ini.

Minggu, 27 Maret 2011

Pasrah-Berjuang

"Hidup itu bukan dipasrahkan tapi harus diperjuangkan".
kata seorang senior jurusan

Siappppppppppppp!!! Semangat!!!
ada orang-orang hebat yang di sisi lo, Ka. Lo juga HARUS jadi orang HEBAT!
Ayo Berjuang!!!

Selasa, 22 Maret 2011

Senin, 21 Maret 2011

7-11

7-11...7 eleven maksudnya. hehehe...
Beberapa hari lalu saat saya harus mengambil barang-barang sumbangan dari teman saya untuk bazaar yayasan, saya menyepakati untuk bertemu di 7 eleven di jalan Salemba. Ya...nama yang masih cukup asing di telinga saya. Sepertinya saya memang kurang gaul..eh emang gaul diukur kenal 7 eleven juga ya? hahaha...whatever lah. pokoknya saya harus ke sana. Masih dekat dengan Salemba, di Matraman saya melihat ada tulisan 7 eleven. Dalam hati saya berkata, ini 7 eleven juga. Terus di Salemba ada 7 eleven juga? tanya saya dalam hati. Ah...yasudahlah. Ada berapa pun 7 eleven yang saya lewati. Tempat tujuan saya adalah yang di Salemba.
Ketika saya sampai di Salemba, tepatnya di depan 7 eleven. saya melihat banyak payung-payung (seperti di kantin fakultas saya) beserta orang yang sedang duduk-duduk di sana. Lalu ada rak-rak yang berisi barang-barang, bisa dibilang seperti minimarket. Hmm...jadi seperti ini 7 eleven. Tidak seperti yang ada dalam bayangan saya. Saya mengira 7 eleven itu adalah nama sebuah cafe atau rumah makan modern.

Tidak hanya hari itu. 6 hari kemudian, saya berkesempatan pergi ke Universitas Paramadina bersama teman-teman les bahasa Turki saya. Entah...berapa banyak 7 eleven yang saya lewati. Hmmm...ternyata sudah banyak juga ya?bener-bener kurang perhatian dan kurang gaul kayaknya gw. hahaha...
Salah satu teman saya di bus sempat berkata kalau dia belum pernah ke 7 eleven. Pernyataan itu terlontar begitu saja saat kami melewati beberapa toko itu. Saya pun kemudian berkata, "Ga tau juga ngga apa-apa kok, kan ngga keluar di ujian. hehehe. Nanti kapan-kapan kalo mau tau ke sana lah. biar ngga dibilang norak-norak banget. hahaha".

Info yang saya dapat dari wikipedia.
http://id.wikipedia.org/wiki/7-Eleven
7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara;antara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang.

Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk wilayah Dallas), nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas).

Tahun 1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado. Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang.

Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran besar.
7-Eleven di Indonesia

Di Indonesia, 7-Eleven dikelola oleh PT Modern Putraindonesia, anak perusahaan PT. Modern Internasional, yang merupakan distributor Fujifilm di Indonesia. Saat ini, 7-Eleven baru membuka cabang-cabangnya di Jakarta, dan untuk kota-kota lainnya seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya akan segera menyusul.

Pemerintah Indonesia terus mengawasi toko kelontong ini agar tidak berubah menjadi minimarket, karena menurut undang-undang, kepemilikan waralaba minimarket harus dari pihak lokal.


Dari uraian diatas saya jadi tahu 7 eleven itu seperti apa. hehehe...Terus diawasi agar tidak berubah jadi minimarket???menurut saya malah sudah menjadi multifungsi. minimarket dan cafe. Apalagi buka 24 jam. Kalau terus membangun cabang, seperti yang dilakukan dua minimarket yang bersaing ketat di lingkungan kita (sebagian besar pasti tahu minimarket yang saya maksud), nasib toko-toko kelontong dari warga kecil makin tersingkirkan saja. Hmmm..ironis. Semoga saja pemerintah dapat menerapkan peraturan sebaik-baiknya. Kasihan nasib pengusaha kecil yang makin tertindas.

Life is an Adventures

I want to live my life to the absolute fullest
To open my eyes to be all I can be
To travel roads not taken, to meet faces unknown
To feel the wind, to touch the stars
I promise to discover myself
To stand tall with greatness
To chase down and catch every dream

Life is an Adventures

Selasa, 08 Maret 2011

Hati


Akhir-akhir ini senang sekali saya berdialog dengan hati saya. Menanyakan banyak hal padanya dan merencanakan masa depan bersamanya. Ingin memperbaiki kondisi hati yang kelihatannya mulai tak karuan. Ayo...Semangat! ^^
Maret-April akan saya penuhi dengan hal-hal yang berharga untuk hati ini. Janji-janji pada diri sendiri, hadiah untuk diri sendiri, dan semua yang semakin baik lagi. :)

Jumat, 18 Februari 2011

Minggu Cinta

Saya memberi nama untuk minggu ini dengan sebutan minggu cinta. Kenapa minggu cinta??? Saya akan coba memaparkan hari-hari yang saya lalui dalam minggu ini. Dimulai dari hari Minggu. Hari Minggu sore saya bermain tenis lapangan bersama tiga orang kakak yayasan saya. Akhirnya setelah 7 tahun saya kembali memegang raket tenis dan bermain tenis di lapangan. Sebelumnya saya pernah mengikuti ekstrakulikuler tenis sewaktu SMP selama dua tahun, kelas dua dan tiga SMP. Mungkin bukan ekstrakuliluler juga, tapi itu olahraga wajib yang diikuti oleh semua siswa sesuai tingkatan kelasnya sebagai olahraga diluar kegiatan olahraga resmi di sekolah.

Selama dua tahun itu seingat saya, saya tidak pernah bermain secara langsung di lapangan, yang saya lakukan hanya memantulkan bola ke tembok di sisi lapangan. Hal itu terus menerus dilakukan setiap bulan. Karena kegiatan ekstrakulikuler itu berlangsung sebulan sekali. Terkadang guru olahraga saya menunjuk beberapa orang yang sekiranya beliau lihat cukup pandai permainannya untuk bermain di lapangan. Saat itu saya hanya bisa menjadi penontonnya. Hahaha..Kali ini saya bisa bermain langsung. Meskipun permainannya masih jauh dari harapan. Namanya juga belajar. Saya sangat senang sore itu. Terlebih lagi ada sebuah kejadian yang memang membuat saya senang saat pendinginan seusai bermain. Ah...malu jika harus saya ceritakan juga.

Masih di hari Minggu, malam harinya saya chatting dengan sahabat saya. Awalnya kami hanya membicarakan tentang rencana pertemuan esok hari. Entah mengapa, tema pembicaraan jadi berputar 180 derajat. Kami malah membicarakan tentang orang yang kami sukai masing-masing. Tema cinta pun diangkat ke permukaan. Obrolan kami yang akhirnya saya simpan pun hingga mencapai 15 halaman. Hingga tengah malam saat kantuk mulai menyapa, kami pun mengakhiri obrolan kami.


Magnum Classic di hari Senin…

Pagi itu saya harus mengurus surat-surat keterangan yang diperlukan sahabat saya sebagai salah satu persyaratan dalam proses seleksi mahasiswa berprestasi FIB UI. Selesai mengurus surat, kami menyelesaikan keperluan masing-masing. Sekitar pukul 14.00 kami (aku dan dua sahabatku) memutuskan untuk pulang. Salah satu dari kami meminta diantarkan ke tempat isi ulang tinta printer di dekat Depok Town Square. Kami bersepeda menggunakan sepeda kuning UI yang dapat kami pinjam hanya dengan menunjukkan kartu tanda mahasiswa yang kami miliki.

Dari halte sepeda FIB kami menuju halte Balairung untuk selanjutnya menuju tempat yang kami tuju dengan berjalan kaki. Ketika di perpustakaan pusat tadi sempat terjadi pembicaraan antara saya dan sahabat saya bahwa saya ingin merasakan es krim magnum dan es krim itu harus dibelikan oleh salah seorang kakak yayasan yang memang punya hutang pulsa yang sudah cukup lama kepada saya. Entah mengapa…dua sahabat saya itu malah “menjebak” saya untuk membeli magnum hari itu. Saya juga harus membelikan mereka atas sebuah hal yang dijadikan dasar keputusan tersebut. Dan akhirnya untuk pertama kalinya saya makan es krim magnum bersama dua sahabat saya…


Selasa bersama sahabat SMK

Status sahabat di sebuah situs jejaring sosial bernama facebook beberapa hari sebelumnya yang mengatakan rindu kumpul-kumpul dan masak bersama mengawali rencana kami di hari Selasa. Saya mengkoordinasikan semuanya. Hingga semua setuju kami akan berkumpul hari Selasa pada pukul 11.00 dengan agenda masak dan bercerita bersama. Sahabat saya yang juga menjadi tuan rumah bertugas menentukan menu masakan yang akan kami buat. Sesampainya kami di rumah sahabat saya tersebut, kami malah bermalas-malasan. Kami bingung menu apa yang akan kami masak terlebih lagi salah satu diantara kami memprovokatori untuk makan di luar.

Setelah berdiskusi, kami akhirnya memutuskan makan di luar. Kami berempat pergi menggunakan motor. Saya dibonceng sahabat saya, begitu pula dua sahabat saya mengendarai satu motor yang lain. Pop Ice di daerah Rumbut menjadi tempat tujuan awal kami. Menurut info yang diberikan sahabat saya yang tinggal di kampung Areman, pop ice itu sangat laris. Terbukti ketika kami tiba di lokasi. Penjualnya sampai tidak terlihat. Ckckck…benar-benar ramai. Banyak motor yang diparkir di depan rumah si penjual. Mereka sengaja datang untuk membeli pop ice di tempat itu. Ya..seperti kami yang datang dari kampung seberang untuk membeli pop ice. Setengah jam kami merelakan waktu menunggu pop ice yang kami pesan. Pop ice berbagai rasa tersebut dijual seharga Rp. 3.000,00 dilengkapi dengan keju dan coklat serut, cincau, bubble, choco chips, dan meses. Harga yang cukup sepadan dengan isinya.

Dari tempat pop ice, kami menuju kalisari. Wilayah tempat kami menghabiskan masa SMK dulu. Belum sampai ke Kalisari, motor yang ditumpangi sahabat saya kehabisan bensin di jalan. Saya bersama sahabat di motor saya mencari penjual bensin terdekat. Kira-kira 200 meter dari tempat itu kami mendapati botol berisi bensin yang dijual di pinggir jalan. Saya segera mengambil uang untuk membayar bensin tersebut. Entah mengapa ketika hendak membuka resleting tas, bungkusan pop ice yang ada di tangan malah saya lepas. Alhasil…pop ice tumpah dan tidak bisa tertolong lagi. Parahnya lagi…bukan cuma pop ice saya tapi juga pop ice sahabat saya yang belum sempat diminumnya sama sekali. Rasa bersalah pun tiba-tiba hadir. Saya juga kesal karena saya baru meminumnya sedikit. Saya bersikeras minta diantarkan kembali. Hingga akhirnya mereka menjanjikan kepada saya akan kembali ke tempat pop ice setelah selesai mencari makan.

Kami menuju Kalisari. Sepanjang jalan kami susuri untuk mencari makanan yang kami sepakati. Beberapa toko sudah kami lewati sampai akhirnya kami mulai lelah. Roda motor yang kami kendarai akhirnya berhenti pada sebuah warung bakso dengan sebuah plang bertuliskan “Bakso Atom, Bakso Sehat”, begitulah tagline yang akhirnya membuat kami memutuskan akan makan di sana.

Kami memilih sendiri jenis bakso yang ingin kami makan, harganya berkisar Rp 3.500 untuk ukuran kecil, Rp. 6.000-Rp. 8.000 untuk ukuran besar. Tidak ada mie, hanya ada soun sebagai pelengkap. Garam, bawang goreng, sambal, saos, kecap, dan daun seledri pun kami yang menambahkan sendiri sesuai dengan selera kami. Ah…rasa bakso saya jadi aneh karena saya tidak tahu takaran garam yang pas. Baksonya empuk dan terlihat merah (tanda dagingnya masih segar) dan tidak memakai msg. Memang bakso sehat dah.

Petualangan kami hari itu berakhir pukul 16.00. hehehe…semoga kami tidak harus menunggu terlalu lama untuk dapat berkumpul di kesempatan yang akan datang.


Rabu malam yang indah…
Tiba hari Rabu, saya kuliah pukul 16.00-18.50. Kuliah paling sore yang pernah saya ikuti. Sayang jadwalnya tidak bisa diubah. Kalau bisa saya ingin sekali bisa kuliah lebih siang. Ya sudahlah…jalani saja. Kuliah hari itu pun selesai pukul 18.30, tepat waktu setelah dikurangi waktu istirahat yang terpakai selama 20 menit.

Setelah kuliah saya dan teman saya langsung menuju ke musola untuk melaksanakan solat magrib. Selesai solat, saya membuka telepon selular saya. Bahagianya saya mendapati sebuah pesan singkat dari si pengirim pesan. Beberapa hari itu saya memang tidak mengirim pesan apapun kepadanya, telpon, atau chatting juga tidak, pun dengan dirinya. Hingga akhirnya malam itu dia mengirim sebuah pesan ke telepon selular saya. Bukan isi pesannya yang penting, pengirimnya menjadi lebih penting dari itu. Haduh…apa yang terjadi pada saya???saya pun segera membalas pesannya. Setelah itu tidak ada balasan darinya. Saya pun tidak terlalu memikirkannya karena sedang disibukkan oleh rencana makan malam bersama dua orang teman dekat saya. Rencananya saya akan makan di sebuah warung makan di belakang stasiun UI.

Saya bersama dua teman saya menuju fakultas psikologi terlebih dahulu, karena masing-masing dari kami hendak mengambil uang di ATM. Setelah dari fakultas psikologi kami pun berpisah. Dua teman saya menuju kutek (kukusan teknik) untuk mengambil beberapa tas yang akan dipinjam teman saya untuk pindah kosan . Sementara saya sendiri menuju warung makan yang sudah kami rencanakan untuk memesan tempat dan menu makanan lebih awal.

Saya pun melangkahkan kaki dengan santai menuju stasiun UI. Ketika saya hendak menyebrang rel kereta terdengar suara seseorang memanggil nama saya. Suara yang cukup akrab dengan nama panggilan yang begitu akrab dengan saya, karena dia memanggil dengan nama panggilan saya di keluarga. Saya pun menjawab panggilannya.

Sejak beberapa hari lalu saya memang tidak menghubunginya sama sekali. Tidak ada sama sekali komunikasi yang terjadi diantara kami. Rindu dalam hati memang hadir. Ingin rasanya saya menghubungi dirinya dan bercerita dengannya. Namun, saya tahu, jika saya turuti keinginan hati ini, saya akan semakin tergila-gila tenggelam dalam perasaan ini. Saya takut, takut jika saya tidak tulus dalam perasaan ini, takut jika perasaan ini akan membawa hal yang kurang baik untuk kami berdua. Karena itu saya menahan semua ini.

Dalam hati saya berucap, “Allah…entah ini petunjuk yang Engkau berikan untuk memudahkan jalan hubungan kami atau memang kebetulan saja. Tapi aku tahu, semua yang terjadi di dalam kehidupan ini merupakan rencanaMu. Semoga ini merupakan pertanda yang aku harapkan”. Saya pun semakin yakin bahwa semua akan indah pada waktunya. Seperti malam itu saya bertemu dengannya, berjalan bersamanya, dan bercerita banyak hal dengannya sambil menunggu dua teman saya yang tak kunjung datang.

Allah pasti mengetahui apa yang ada dalam hati saya. Kadang saat saya pulang dari urusan kampus lewat senja, saya selalu berharap bertemu dengannya. Tapi tak pernah saya temui. Hingga malam itu, suara yang biasa menyapa saya dengan panggilan kesayangan saya di keluarga menghentikan langkah saya, suara yang beberapa hari itu saya rindukan, wajah yang membuat saya bahagia menatapnya, dan ceritanya yang mampu membuat hari-hari saya menjadi lebih berwarna. Berlebihankah saya, Ya Allah??? Betapa bersyukurnya saya padaMu atas kehidupan hari Rabu itu. Subhanallah…Indah. Semoga saya bisa mencintainya karenaMu.

Saya dan kedua teman saya akhirnya makan di warung makan yang telah kami rencanakan. Kami langsung memesan makanan yang diinginkan. Menu yang kami pesan ternyata habis dan akhirnya kami memesan menu yang tersedia, karena memang sudah tidak ada pilihan lain lagi. Sambil menunggu pesanan kami siap disantap, salah seorang teman saya bercerita tentang lika-liku perjalanan cintanya.

Subhanallah…kisah cintanya bisa jadi beberapa novel cinta dan mungkin akan menjadi best seller jika dibukukan. Novel cinta yang terlahir dari kisah nyata. Hahaha…selama hampir 1,5 jam saya berdua dengan teman saya mendengarkan ceritanya. Sudah lama kami tidak bercerita seperti ini. Kesibukan kuliah, tugas akhir, dan kegiatan di luar kampus membuat kami jarang sekali berkumpul.

Terkagum-kagum saya mendengarkan ceritanya. Saya pun semakin yakin, perempuan yang baik pasti untuk laki-laki yang baik. Teruslah berusaha memperbaiki diri dan tetaplah merasa bahwa semua yang kita lakukan masih kurang. Merasa baik dan merasa cukup akan membuat kita takabur dan berhenti untuk melakukan yang lebih baik lagi. Bahkan dia yang begitu semangat dan luar biasa di mata saya pun masih merendah dan merasa belum apa-apa.

Kamis tentang pernikahan…
Pagi-pagi sekali pukul 03.30 saya sudah bangun, tidak seperti biasanya pukul 05.30 saya biasa bangun tidur. Semua itu karena saya harus ke Bekasi menghadiri akad dan resepsi pernikahan salah satu kakak yayasan saya. Pukul 04.50 saya sudah berangkat dari rumah menuju rumah ibu yayasan saya karena saya akan berangkat bersama beliau dan beberapa rekan yayasan.

Pukul 05.30 kami sudah berangkat. Sangat pagi memang, agar kami terhindar dari kemacetan. Perjalanan pun sangat lancar. Kami sudah tiba di tempat acara pukul 07.30. Suasana masih sangat sepi ternyata karena akad akan dilaksanakan pukul 09.00…panitia pun belum terlihat. Hanya beberapa orang yang sedang mengolah tahu. Karena memang ayah mempelai wanita adalah seorang juragan tahu. Kami pun (saya dan rombongan yayasan) menuju ke rumah yang ditempati mempelai pria (kakak yayasan yang akan menikah). Bertemu dengannya, keluarganya, dan beberapa teman yayasan lain.
Senangnya hari itu. Kami dapat menyaksikan detik-detik penting dalam kehidupannya. Ya…kami menyaksikan akadnya. Prosesnya cukup lama. Sambutan-sambutan yang menggelitik perut, perilaku mempelai pria saat menyerahkan mas kawin kepada mempelai wanita, hingga pembacaan ijab kabul sangat kami nikmati. Pukul 10.30 kami meninggalkan tempat acara karena ibu yayasan harus menghadiri rapat di kantor PKK.

Tema pernikahan pun terlempar…

Kamis sore, saya dan beberapa teman mengikuti pelajaran bahasa Turki yang diajarkan langsung oleh native di pesona khayangan. Karena hujan dan jadwal yang berubah, akhirnya yang datang pun hanya tiga orang. Kami belajar hingga pukul 17.45. Setelah belajar bahasa kami menuju rumah abla (yang artinya kakak, begitulah kami memanggil wanita Turki yang mengajarkan kami itu) yang lain. Sambil menunggu 4 orang yang lainnya, melaksanakan solat Magrib, dan makan malam, maka kegiatan diskusi pun dimulai pukul 19.30. Biasanya abla sudah menyiapkan materi yang akan disampaikan. Abla menjelaskan materi dari buku yang ia baca kemudian kami bertanya jika ada yang kurang jelas atau berbagi cerita. Kali ini bahan yang telah abla siapkan ada di laptop. Sementara laptop abla dibawa oleh suaminya. Beberapa menit kami semua terdiam. Abla mencari-cari tema yang akan disampaikan. Salah satu diantara kami kemudian melontarkan sebuah tema untuk dibahas. Ya…tema itu adalah tentang pernikahan.

Awalnya abla ragu menjadikan tema itu sebagai tema diskusi hari ini. Namun akhirnya abla menyetujuinya. Dimulailah diskusi kami dengan sebuah pertanyaan , “ apa alasan dan target dari pernikahan menurut pendapat kami masing-masing?”. Sontak kami semua bingung menjawab pertanyaan itu. Ada yang menjawab belum terpikir, ada yang menjawab untuk ibadah, menggenapkan separuh agama, melanjutkan keturunan, dan sebagainya. Hingga akhirnya uraian panjang dari abla terungkapkan.

Kesimpulan dari uraian panjang abla itu bahwa alasan menikah adalah untuk mencari Ridho Allah. Segala yang dilakukan dalam pernikahan bukan semata-mata karena cinta kepada pasangan tapi karena mengharapkan Ridho Allah. Menjadi istri yang solehah, menaati suami yang mengajak pada kebaikan, menjadi seorang ibu yang baik dan mendidik anak-anaknya dengan baik, karena ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya. Amanah terbesar dalam pernikahan menurut abla adalah menjadi ibu. Karena ibu merawat dan mendidik anak-anaknya. Dari seorang ibu anak akan belajar pertama kali, ibu juga yang pertama kali harus mengenalkan agama pada anak-anaknya. Karena itu jika menginginkan anak yang soleh/solehah, maka kita harus menjadi orang yang soleh/solehah. Ukuran soleh/solehah hanya Allah yang tahu. Sementara yang harus kita lakukan adalah terus memperbaiki diri.

Abla juga berpesan, untuk seorang wanita sebaiknya ia tidak mengumbar perasaannya atau bersikap agresif menunjukkan perasaan sukanya terhadap lawan jenis. Sebaiknya seorang wanita itu berdoa memohon yang terbaik kepada Allah tentunya dengan usaha yang disyariatkan bukan dengan berlebihan atau bahkan membabi buta (lebayyyyy dah). Karena dengan mnegumbar perasaan belum tentu akan yang disukai adalah yang terbaik untuknya sementara dia telah mengotori hati karena menyukai seseorang yang belum halal baginya. Lalu sebaiknya kita semua (laki-laki dan perempuan yang belum menikah ataupun sudah) tetap menjaga mata kita. Karena mata adalah pintu untuk memasuki pikiran dan hari. Buruk baiknya pikiran dan hati ditentukan oleh apa yang kita lihat. Begitulah…hingga diskusi berakhir pukul 21.30. Hmm…padahal sehari sebelumnya saya baru saja berbunga-bunga bertemu orang yang saya sukai. Kontras sekali dengan pembahasan hari itu. Hehehe…

Selesai diskusi saya harus segera pulang. Hari sudah cukup malam. Saya pulang seorang diri karena teman yang biasanya pulang bersama saya hingga Margonda tidak hadir hari ini. Sepi…angkotnya juga sudah jarang. Sekitar 5 menit menunggu akhirnya angkot yang saya tunggu muncul juga. Hanya ada dua penumpang termasuk saya hingga angkot mendekati kelapa dua. Ketika sudah dibelokan menuju pasar pal malah hanya saya seorang. Hening…akhirnya saya bertanya ke sopir angkotnya, “Sepi ya, Pak, emang angkotnya sampe jam berapa adanya?”. “Iya nih, Dek. Jam 10 juga udah pada pulang biasanya, kalo 112 mah 24 jam”, Jawab sopir angkot. Kemudian terjadilah perbincangan singkat antara saya dan sopir angkot. Tentang asal saya dan tempat tinggal saya. Tiba-tiba saja ketika saya bilang saya berasal dari Depok, sopir angkot menghubungkan dengan sebuah pertanyaan, “Pacarnya juga orang Depok, Dek?”. “Belum punya pacar, Pak?”, Jawab saya jujur. “Masa belum punya pacar? Boong nih. Anak SMP aja udah punya pacar”, tambah sopir tersebut. Saya hanya membalasnya dengan senyum. Dalam hati saya berkata, “Jiah…si bapak kenapa ngebandingin sama anak SMP dah. Ya udah sih…”.

Jumat bersama sahabat…
Pagi ini sahabat saya mengirim pesan singkat mengajak makan siang bertiga dengan sahabat saya yang besok akan pergi ke Bali untuk melakukan penelitian skripsinya. Rencana pun disusun. Kami bertemu pukul 10.30 di FIB. Pukul 11.00 kami menuju Kansas, ternyata kantin itu pun penuh. Tidak ada bangku kosong yang bisa kami tempati. Akhirnya kami memutuskan membungkus makan siang kami dan menyantapnya di klaster di pinggir jembatan teksas yang menghubungkan fakultas teknik dan FIB sambil memandang suasana di pinggir danau. Kalau saya tidak salah mengingat, sepertinya baru pertama kali saya makan bersama dua sahabat saya ini di klaster.

Kami membicarakan tentang tugas akhir kami masing-masing, seseorang yang kami sukai, dan impian kami setelah lulus kuliah. Dua sahabat yang selalu mampu membangkitkan semangat saya. Dua sahabat yang begitu dekat dan baik kepada saya. Kami saling menyayangi, memberikan perhatian, kasih sayang, dan semangat satu sama lain. Ya...semoga saja persahabatan kami tetap indah dan terjaga.

Selesai makan siang kami berpisah. Aku dan sahabatku yang akan ke Bali besok pergi ke Margo City untuk membeli beberapa barang-barang kebutuhannya yang akan dibawa ke Bali. Sementara satu yang lain menuju ruang kelas karena ada kuliah lagi pukul 13.00.

Begitulah kegiatan minggu ini yang saya beri nama minggu cinta. Hari-hari tersebut penuh dengan cerita yang bertemakan cinta dan kejadian yang berhubungan dengan cinta…hehehe. Semoga minggu-minggu selanjutnya juga penuh cinta. Cinta yang bermakna lebih menyeluruh…^^

Riska
18 Februari 2011