Beberapa hari lalu, hari masih pagi, suara dering pesan singkat dari telepon genggam membangunkan saya. Sekitar sepuluh menit kemudian barulah saya membukanya. Ada lima buah pesan singkat rupanya. Saya buka satu persatu. Pesan pertama hingga keempat berisi urusan kuliah seperti biasanya. Kalau tidak kuliah pasti rapat. Itulah isi pesan yang biasanya saya terima akhir-akhir ini. Tiba di pesan kelima. Membuat saya sedikit kaget, bingung, dan ingin tertawa. Sebuah nomor tidak dikenal mengirim pesan yang isinya,
“barakallahulaka wa baraka’alaika wa jama’a bainakuma fii khaiir…semoga menjadi keluarga samara (sakinah, mawaddah, warrahmah maksudnya) dan keluarga dakwah teladan. Mohon maaf ya Riska, kmrn….(disensor) n suami ga jadi bs hadir. Karena persiapan mau sidang tesis”.
Kaget, pagi-pagi sudah mendapat pesan dengan doa pernikahan, bingung kok bisa-bisanya salah kirim, pasti yang ngasih nomor ini kenal saya dan kak Riska (kakak kelas, Arab 2005 yang menikah tanggal 12 Desember lalu), dan ingin tertawa karena teryata salah kirim akibat punya nama yang sama. Hiaaa..
Masih karena nama yang sama. Pagi ini saya ke ruang dosen. Bermaksud bertemu dengan seorang dosen untuk konsultasi tema skripsi saya. Sesampainya di ruang dosen, hanya ada satu orang dosen yang sedang berbicara dengan dua orang mahasiswi. Ternyata dosen yang saya cari tidak ada di ruangan. Saya pun izin pamit mencari ke ruangan di lantai 1. Ketika hendak berpamitan, dosen tersebut bertanya kepada saya,
Dosen: “Riska, kemaren itu kamu ya yang nikah?”
Saya: “Bukan, Pak. Itu Fathimah (saya langsung menjawab seperti itu karena memang beberapa dosen berkata saya mirip dengan Fathimah, padahal Fathimah menikah sudah 3 bulan yang lalu).
Saya sama sekali tidak berpikir tentang kakak senior saya yang menikah hari Minggu lalu dan mempunyai nama panggilan yang sama dengan saya. Tidak berakhir saat itu ternyata. Sore harinya saat sedang berdiskusi dengan dosen lain dan dua orang teman saya, tiba-tiba muncul pembicaraan tentang kekeliruan itu lagi. Dosen saya berkata, “Iya, pas liat undangan saya kira Riska yang nikah. Kok pas hari Jumat lalu ngga ngomong apa-apa padahal hari Minggu mau nikah”.
Hiaaa...gubrak. Bener-bener dah…kesalahan bukan pada orang yang mengira dan kekeliruan memang bisa terjadi.
17 Desember 2010
haha..jadi populer mendadak gitu..
BalasHapusomongan itu sebagian dari do'a, ska..aminin aja..
aamiin.
tampilannya udah mulai lumayan.
BalasHapushttp://jainudin-betawi.blogspot.com/