Enam tahun yang lalu, di sebuah ruang kelas di SMK Budhi Warman 2, saat pendaftaran siswa baru aku pertama kali melihatnya. Ya…aku memang melihatnya. Seorang anak perempuan yang juga sedang mendaftar masuk sekolah menengah atas sepertiku. Tapi aku tidak tahu apakah dia mendaftar SMK atau SMA. Yang jelas saat itu kami bersama-sama sedang mendaftar sekolah. Kesan pertama yang aku dapat ketika melihatnya. “Ih…ni anak ko tampangnya jutek gitu sih”, Gumamku dalam hati.
Hari pun berlalu, aku mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) yang memang sudah menjadi kebiasaan siswa baru yang masuk ke jenjang sekolah menengah. Saat itu pun aku tahu bahwa anak perempuan yang kulihat saat pendaftaran waktu itu, dia juga masuk SMK. Kebetulan ketika masa orientasi seluruh siswa digabung, tidak berdasarkan jurusan yang telah kami pilih. Anak perempuan itu sekelas dengan teman SMPku, Selpi.
Di kegiatan MOS ternyata diadakan lomba cerdas cermat. Satu tim terdiiri dari tiga orang. Kebetulan aku dan sevi menjadi wakil dari kelasku ditambah satu orang lagi yang aku pun lupa siapa itu. Lalu dari kelas sebelah ternyata dia menjadi salah satu wakilnya. Bertemu lagi dengan anak itu, pikirku.
Masa Orientasi Siswa selesai. Aku sudah memulai kegiatan sekolah. Hari-hari awal aku menjadi seorang siswa sekolah menengah kejuruan dengan jurusan yang aku pilih, Akuntansi. Hari pertama sekolah, disaat sedang penyampaian pelajaran Bahasa Indonesia, tiba-tiba ada guru bimbingan konseling yang datang ke kelas dan mengatakan akan ada perpindahan siswa. Dari SMA ke SMK dan menawarkan kepada seluruh siswa jika ada yang berminat untuk pindah ke SMA atau pindah jurusan yang lain. Kemungkinannya mungkin tidak besar. Tapi masih akan diusahakan. Eko, salah satu siswa yang menurutku cukup baik, karena aku sempat berbincang-bincang dengannya, kulitnya putih bersih, rambutnya lurus, cukup tampan apalagi jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang cukup sedikit di SMK. Sayangnya aku tidak sempat mengenalnya lebih lama. Karena Eko memutuskan untuk pindah ke SMA. Guru bimbingan konseling itu pun memberitahu bahwa akan ada pindahan siswa dari jurusan penjualan.
Tiba hari Senin , datanglah seoranng anak perempuan berjilbab duduk di sebelahku. Ketika kuperhatikan lagi ternyata anak perempuan itu adalah anak perempuan yang kutemui di tempat pendaftaran waktu itu. Namanya Salmah. Ternyata dia berasal dari SMP 8 Depok. Kebetulan aku punya teman di SMP 8 Depok. Itulah yang menjadi awal bahan pembicaraan kami. Hari, minggu, dan bulan pun berganti. Hingga satu semester berlangsung dan pengambilan rapor semester satu pun tiba. Aku mendapat peringkat pertama dan dia mendapat perinngkat keempat.
Di semester ke 2 kami mulai akrab. Kadang kami pulang sekolah bersama, naik angkot yang sama. Bercerita bersama. Aku masih ingat ketika pulang sekolah dia menanyakan tentang pacar. Udah pernah pacaran belum? Pertanyaan itu diajukan kepada aku dan sevi. Ternyata diantara kami bertiga belum ada yang pernah pacaran. Hehehe...lucu. Dia yang awalnya aku kira jutek ternyata cukup menyenangkan. Banyak hal yang sering kami bicarakan. Sekolah, kebiasaan, cerita-cerita lucu, pengalaman, dan sebagainya.
Semester berikutnya kalau tidak salah dia sudah berhasil duduk di peringkat ke 2. Hebat. Dia terlihat biasa-biasa saja. Tapi dia cukup cerdas. Setiap kegiatan yang kami lalui membuat kami semakin dekat. Di kelas 2 SMK kami juga sering pergi bersama. Kali ini tidak bertiga. Tapi berempat, aku, Salmah, Diana, dan Sevi. Kami pergi ke Gramedia bersama hingga kami nyasar ke pasar rebo. Kalau mengingat itu semua, aku jadi tertawa sendiri dan menyadari betapa saat itu pergaulanku sangat kurang. Bahkan untuk sekedar mengetahui kendaraan dari Gramedia ke Pal saja aku tidak tahu. Saat itu hujan cukup lebat. Saat dibawa nyasar itu tahukah kamu apa yang aku pikirkan? Aku berpikir apa yang akan terjadi padaku dan bagaimana jika nanti aku menjadi gembel dan tidak bisa bertemu lagi dengan orangtuaku. Huhh…aneh sekali pikiranku saat itu.
Kelas tiga pun tiba. Ada peristiwa yang sangat aku ingat. Sebenarnya aku ingin melupakannya. Tapi terkadang menjadi pelajaran yang cukup berharga bagiku. Saat kelas 3, seharusnya aku dan dia mendapat beasiswa spp selama setahun. Tapi entah kebijakan aneh apa yang terjadi di sekolah. Beasiswa itu jatuh ke siswa lain. Aku dan beberapa teman sekelas sempat protes mengenai hal ini. Tapi sebagai seorang siswa, alasan mereka mampu membungkam kami.
Kebiasaan yang memang kurang baik tapi telah membawa aku dan dia sampai pada kondisi saat ini. Saat setiap upacara bendera hari Senin, dia selalu membawakan cerita-cerita baru tentang hari Minggunya di Yayasan Anggi. Dia sering meceritakan pengalaman lesnya di yayasan dan mengajak aku, Diana, dan sevi untuk ikut les di yayasan. Kedatanganku dan Diana pada Februari 2007 merupakan awal mula aku mengenal AF.
Kedekatan kami pun bertambah dengan keaktifanku di AF. Perlahan semua yang kami lalui menuntun kami untuk sampai ke titik ini. Berani bermimpi dan percaya diri meraihnya. Hingga kini, aku, Diana, dan Salmah tetap aktif di AF. Membuat kami semakin dekat. Mungkin bisa dikatakan sudah melebihi sahabat.
Ah…dari sanalah awal persahabatan yang membawa persaudaraan itu pun muncul. Aku, Diana, dan Salmah ikut les di AF. PetunjukNya membawa kami untuk ikut les, ikut smpb, dan masuk UI dengan jurusan yang kami pilih sendiri. Begitu indah karuniaNya.
Kini dia sudah menjadi ketua Anggi Foundation. Setahun lalu dia diamanahkan tanggungjawab itu. Dia sudah berubah, menjelma menjadi gadis jelita dan cerdas. Pengetahuannya sudah bertambah luas, pengalamannya pun sudah betambah. Tapi dia masih Salmah, sahabatku yang aku kenal 6 tahun lalu.
Ah…sepertinya baru kemarin aku mengenalmu. Tak terasa waktu 6 tahun itu sudah memberikan warna yang banyak dalam persahabatan kita. Banyak hal yang kita bagi, suka, sedih, konflik, urusan percintaan, yayasan, impian, kuliah, dan dunia sekitar kita kerap menjadi tema pembicaraan kita.
Kini usiamu sudah menginjak 21 tahun sahabat, benar-benar bukan waktu yang sebentar di dunia ini. Entah berapa lagi sisa usia yang masih kau miliki. Aku berharap persahabatan kita dapat membawa kita ke jalanNya. Semoga kau memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat, semoga impian-impianmu dapat tercapai, semoga engkau diberikan usia dan rezeki yang berkah, semoga engkau makin disayang OlehNya. Dan yang terpenting semoga engkau semakin bersyukur kepadaNya. Bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya termasuk nikmat persahabatan kita. Karena kunci kebahagiaan adalah bersyukur. Maka bersyukurlah. Ucapkan syukur atas segala yang telah diberikanNya kepadamu kawan.
Miss you soooo much…^^
Ketika persahabatan menjadi berbunga di hati dan begitu manis dirasa
Lantai 1 Perpustakaan FIB UI
Senin, 25 Oktober Pukul 12:17
Sahabat yang menyayangimu. Riska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar