Senin, 23 Mei 2011

Kita, Tulus Bagai Angin

Malam ini mendapat pesan singkat (lumayan panjang sih) dari seorang teman. Indaaaahhhh sekali (menurut saya). Hehe...Semoga dapat memberi manfaat untuk yang membaca. ^_^

Bisakah kita seperti angin?
Memberi tanpa terlihat
Membuat daun menari
Membantu bunga saling tukar serbuk sari

Bisakah kita seperti angin?
Mengajak awan tuk ciptakan hujan
Mengangkat uap air tuk redupkan awan
Menggeser awan tuk tebarkan sinar mentari

Bisakah kita seperti angin?
Memberi kebahagiaan pada dedaunan
Berkarya hujan bersama awan
Memberi kehidupan pada kupu-kupu
Memberi energi pada bunga-bunga

Begitulah sahabat
Tulus memberi tanpa terlihat
Menguatkan di saat lemah
Bersama membuat karya
Memberi kebahagiaan dengan bahasa tanpa kata
Hingga akhirnya kita tetap bisa mendengar gemericik air hujan dan melihat tanah yang basah
Tanpa harus melihat angin yang membuat semuanya terjadi.


Gina Najjah Hajidah



Hmmm...bagussss sekali menurut saya. Angin memang tidak dapat terlihat. Tapi kita dapat merasakan kehadirannya. Mungkin seperti itu juga kebaikan-kebaikan dari orang yang menyayangi kita tidak harus berwujud dan terlihat oleh mata kita. Bukankah kebaikan itu dapat dirasakan oleh hati dan diri kita? Ketulusan, keikhlasan, cinta, dan kasih sayang semua itu tidak selalu memiliki wujud tapi dapat dirasakan kehadirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar